12 Daftar Makanan Khas Jambi dan Fakta Uniknya - Giok4D

Posted on

Indonesia dikenal sebagai surga kuliner, dan Jambi menjadi salah satu daerah yang ikut memperkaya ragam cita rasa Nusantara. Dari makanan berat hingga camilan tradisional, Jambi punya banyak sajian khas yang tidak hanya lezat, tetapi juga menyimpan nilai sejarah dan budaya.

Jambi merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang penduduknya mayoritas berasal dari suku Melayu. Budaya dan kuliner yang berkembang di daerah ini pun tak lepas dari pengaruh Melayu yang kuat.

Kuliner khas Jambi merupakan bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia. Hidangan-hidangan ini banyak menggunakan bahan dasar ikan, seiring dengan melimpahnya aliran sungai di wilayah tersebut. Rempah-rempah yang digunakan umumnya mirip dengan bumbu khas dari Sumatera Barat.

Rizal Khadafi dalam bukunya yang berjudul Atlas Kuliner Nusantara, menulis bahwa pengaruh budaya Melayu dan Minangkabau juga sangat terasa dalam racikan masakan Jambi. Tidak hanya masakan berbahan ikan, kamu juga bisa menemukan beragam makanan pokok, camilan, kue tradisional, dan minuman yang khas.

Makanan khas Jambi memiliki kemiripan dengan kuliner dari provinsi-provinsi tetangganya, seperti Bengkulu, Riau, dan Sumatera Selatan. Salah satu contohnya, Sumatera merupakan daerah penghasil durian, olahan buah ini pun cukup populer di Jambi. Beberapa makanan dari durian seperti tempoyak dan lempok (dodol durian) banyak dikonsumsi dan digemari.

Pada buku Makanan: Wujud Variasi dan Fungsinya Serta Cara Penyajiannya Pada Orang Melayu Jambi oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dijelaskan masyarakat Melayu Jambi menganggap proses olah makanan bukan sekadar kegiatan dapur, tetapi sebuah warisan budaya. Racikan bumbu yang menciptakan perpaduan rasa asin, asam, pedas, dan gurih merupakan ciri khas cita rasa mereka.

Makanan di Jambi terutama nasi, dianggap memiliki nilai spiritual dan simbolik. Di zaman dulu, konon sebelum makan nasi, seseorang biasanya mengenakan kopiah sebagai tanda hormat.

Sisa nasi di piring juga tidak boleh dibuang begitu saja, bahkan nasi yang menempel di jari tangan pun akan dijilat sebelum tangan dicuci. Ketika seseorang hendak bepergian saat waktu makan tiba, dia wajib mencicipi nasi meskipun hanya sebutir untuk menunjukkan penghormatan terhadap makanan pokok tersebut.

Dalam kehidupan sehari-hari, makanan dikelompokkan menjadi tiga jenis berdasarkan fungsinya yakni makanan pokok untuk makan rutin seperti sarapan (disebut mutur), makan siang (makan buhur), makanan ringan atau camilan (perausan), dan makanan khusus yang disajikan dalam acara tertentu.

Begitu pula minuman diklasifikasikan, mulai dari air minum harian, minuman pendamping camilan seperti teh atau kopi, air sepang untuk teman makan nasi, hingga minuman khusus untuk pengobatan atau keadaan darurat saat berburu di hutan.

Konsep makan bagi masyarakat Melayu Jambi juga sangat terikat pada konsumsi nasi. Jika seseorang baru saja makan camilan dan ditanya apakah sudah makan, mereka akan menjawab belum, karena belum menyantap nasi.

Makan nasi dipandang sebagai tindakan suci yang pantas dihormati. Dalam masyarakat, upacara selalu berkaitan dengan kepercayaan atau mitos, baik dalam bentuk hubungan dengan alam, dunia gaib, maupun antar sesama manusia.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Makanan menjadi unsur penting dalam upacara sebagai bentuk penghormatan dan perantara spiritual. Jenis makanan dan cara pengolahannya pun menyesuaikan dengan budaya lokal.

Misalnya dalam upacara menjelang kelahiran, keluarga akan melakukan tradisi nuak, yaitu membagikan sepiring ketan lemak kepada tetangga dan dukun bayi sebagai pertanda kesiapan menyambut kelahiran. Ketan ini biasanya dilengkapi kelapa parut rendang dan sirih-pinang, beserta sejumlah uang sebagai penghormatan kepada sang dukun.

Di wilayah pesisir, nuak digantikan oleh upacara Tepung Tawar, yang dilakukan saat bayi baru lahir dengan menaburkan air tepung bercampur bunga ke tubuh bayi. Makanan yang dihidangkan berupa nasi kunyit dengan kelapa parut rendang.

Dalam acara gotong royong atau beselang, masyarakat berkumpul untuk membantu pekerjaan besar seperti membangun rumah atau panen. Di sini, makanan yang disajikan biasanya berupa makan siang atau makan buhur.

Pada upacara keagamaan, tidak semua kegiatan menyertakan makanan. Namun jika menyangkut aspek sosial, makanan biasanya dihadirkan. Dalam peringatan Asyura misalnya, masyarakat menyajikan bubur Asyura yang dibuat dari campuran berbagai bahan seperti ayam dan rempah, sebagai bentuk kepedulian terhadap anak yatim.

Pada perayaan Maulid Nabi, makanan utama yang disajikan adalah nasi minyak. Ialah nasi yang dimasak dengan minyak samin, beserta lauk-pauk. Sementara itu, pada acara Isra Mi’raj, yang diselenggarakan sore hari, masyarakat hanya membawa camilan atau kue-kue sebagai perausan, bukan makanan berat.

Hal ini disebabkan waktu pelaksanaan yang dekat dengan waktu berbuka dan bukan waktu makan utama. Biasanya, kegiatan upacara tersebut berlangsung di tempat ibadah seperti masjid, langgar, atau madrasah, dan diikuti oleh seluruh warga desa.

Dirangkum dari e-book Kuliner Khas Jambi, Sedap Nian Oi yang diterbitkan oleh Kemendikbud pada tahun 2018, Jambi dikenal memiliki ragam kuliner khas dengan bumbu-bumbu yang kaya dan mampu menghadirkan cita rasa kuat yang sangat menggugah selera

Kalau kamu sedang berkunjung ke Jambi atau sekadar ingin mencicipi kekayaan rasa dari provinsi ini, ada banyak pilihan makanan tradisional yang bisa kamu coba:

Salah satu makanan yang paling ikonik dari Jambi adalah tempoyak, yakni olahan dari durian yang difermentasi. Proses fermentasi ini menghasilkan aroma yang cukup tajam dan rasa asam yang khas dengan tekstur lembek dari buah durian.

Tempoyak biasa dijadikan lauk pendamping nasi atau bahan campuran sambal. Menariknya makanan ini tidak hanya populer di Jambi, tapi juga dikenal di daerah lain seperti Palembang, Lampung, bahkan di Kalimantan, terutama saat musim durian tiba.

Namanya berasal dari kata poyak, yang mengacu pada cara pembuatannya, yaitu dengan mencabik atau mengoyak daging buah durian. Setelah dikupas, daging durian disimpan dalam wadah tertutup rapat selama sekitar tujuh hari hingga mengalami fermentasi.

Proses ini menghasilkan tempoyak dengan aroma tajam dan rasa asam yang khas. Setelah jadi, tempoyak bisa diolah kembali bersama berbagai bahan lain, salah satunya untuk memperkaya rasa dalam masakan seperti gulai.

Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam mengolah tempoyak. Di Jambi misalnya, tempoyak bisa diolah menjadi brengkes. Hidangan khas yang biasanya terbuat dari ikan patin, tempoyak, dan bumbu rempah lengkap. Makanan ini sering dihidangkan dalam momen-momen penting seperti pesta pernikahan atau perayaan hari besar.

Brengkes tempoyak juga sangat populer di Palembang dan Sumatera Selatan. Meski umumnya menggunakan ikan patin, kamu juga bisa menemukan variasi brengkes dengan ikan lais, baung sungai, atau jenis ikan air tawar lainnya.

Cita rasa gurih, manis, pedas, dan asam yang khas berasal dari kombinasi tempoyak dengan racikan bumbu. Bumbu yang digunakan biasanya meliputi bawang putih, bawang merah, cabai merah dan rawit, kunyit, lengkuas, serta garam.

Tempoyak dan bumbu ini terlebih dahulu ditumis hingga harum, lalu digunakan untuk melumuri potongan ikan. Setelah dibungkus dengan daun pisang, brengkes dikukus hingga matang.

Nama brengkes sendiri berasal dari bahasa Jawa dan memiliki arti yang sama dengan pepes, yakni cara memasak bahan makanan dengan dibungkus daun pisang dan dikukus bersama bumbu. Sedangkan tempoyak adalah fermentasi durian yang telah disimpan selama 5-7 hari, dan lazim digunakan sebagai penyedap rasa dalam berbagai hidangan.

Kalau kamu suka daging dengan cita rasa kaya rempah, kamu wajib mencoba daging masak hitam. Hidangan ini mirip semur tapi dengan kuah lebih kental dan warna yang lebih gelap.

Cita rasanya manis, gurih, dan sangat khas karena menggunakan beragam rempah seperti jintan, ketumbar, adas manis, kayu manis, hingga santan. Proses pembuatannya pun cukup sederhana, bumbunya dihaluskan, digoreng, lalu diaduk bersama potongan daging hingga meresap. Hasil akhirnya adalah sajian yang sangat menggoda.

Gulai tepek ikan merupakan sajian khas yang menggunakan ikan gabus atau tenggiri sebagai bahan utama. Kata “tepek” dalam bahasa Jambi berarti “dipipihkan”, dan memang ikan ini diolah dengan cara dipipihkan, kemudian dicampur dengan tepung dan bawang putih seperti pempek.

Setelah itu, disiram dengan kuah gulai lengkap dengan potongan nanas yang memberikan sensasi rasa asam dan segar. Dulunya, makanan ini hanya disajikan saat acara-acara penting, tapi kini kamu bisa menemukannya di berbagai tempat makan di Jambi.

Jambi juga punya sajian unik lainnya yaitu rendang cempedak. Masakan ini berasal dari Kabupaten Kerinci dan menggunakan buah cempedak sebagai bahan utamanya.

Buah cempedak memang banyak dibudidayakan di Jambi. Saat musim panen tiba, kamu akan dengan mudah menemukan pedagang yang menjajakannya.

Masyarakat Jambi terkenal kreatif dalam mengolah hasil bumi, termasuk buah-buahan seperti cempedak. Teksturnya yang mirip dengan nangka membuatnya cocok untuk dijadikan rendang, mirip dengan gulai nangka yang sering ditemui di daerah lain.

Meski belum banyak dikenal di luar Jambi, rendang cempedak memiliki rasa yang tak kalah lezat dari rendang daging pada umumnya. Bumbu yang digunakan tetap sama, yaitu serai, daun jeruk purut, asam kandis, daun kunyit, daun salam, cabai, bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, garam, dan gula.

Keunikan dari rendang ini bukan hanya terletak pada bahan utamanya, tetapi juga pada cara memasaknya. Proses memasak rendang cempedak menggunakan kuali besar (kawah) yang diletakkan di atas tungku berbahan bakar kayu manis.

Asap dari kayu manis ini memberikan aroma khas yang menyatu dengan rendang, menciptakan cita rasa yang begitu unik. Namun, bagi kamu yang punya masalah lambung, sebaiknya berhati-hati saat mencicipi makanan ini, karena cempedak konon bisa memicu kenaikan asam lambung.

Berbeda dengan gulai biasanya, gulai terjun memiliki kuah yang lebih encer. Bahan utamanya bisa berupa daging sapi, kambing, atau kerbau, yang dimasak dengan rempah pilihan.

Hidangan ini biasanya muncul dalam acara adat seperti pernikahan atau sunatan. Menurut cerita masyarakat, gulai terjun dulu disajikan saat kenduri dalam rangka memperingati sunnah Rasul.

Tak hanya makanan berat, Jambi juga punya kue tradisional yang menggoda seperti kue gandus. Kue ini terbuat dari campuran tepung beras dan tepung sagu yang menghasilkan warna putih bersih dan tekstur lembut.

Rasa gurihnya berasal dari bumbu halus seperti bawang putih dan cabai. Kue gandus biasanya diberi topping ebi sangrai, abon ikan, atau daging cincang yang bikin rasanya makin mantap.

Kue muso adalah salah satu kudapan yang paling sering ditemukan saat bulan Ramadan. Bentuknya menyerupai mangkuk dengan bagian tepi dilapisi cokelat.

Bahan dasarnya antara lain tepung beras, cokelat bubuk, dan srikaya pandan. Rasanya manis dan lembut, cocok untuk menu berbuka puasa.

Kue basah khas Jambi ini sering hadir dalam acara adat, terutama dalam prosesi belanjo, yaitu saat keluarga calon mempelai pria mengantarkan hantaran sebelum akad nikah. Kue putri kandis memiliki warna yang cantik seperti hijau, cokelat, dan kuning, serta bentuk berlapis-lapis. Rasanya manis karena menggunakan banyak gula dan telur.

Kalau kamu suka makanan ringan yang lembut dan gurih, kue padamaran bisa jadi pilihan. Kue ini terbuat dari tepung beras dan santan, lalu diberi warna hijau dari air suji. Di bagian atas dan bawahnya diberi kinca gula merah yang menambah rasa manis dan aroma khas.

Sekilas, nasi gemuk mirip dengan nasi uduk khas Betawi. Bedanya hanya terletak pada asal daerahnya. Nasi gemuk menjadi menu sarapan yang cukup populer di Jambi. Dimasak dengan santan dan rempah-rempah, nasi ini biasanya disajikan dengan lauk seperti telur, sambal, dan kerupuk.

Terakhir, ada mie celor, sajian berbahan mie yang dimasak dengan kuah santan dan dilengkapi tauge, daun sop, telur, serta irisan daging. Kuahnya yang hangat membuat makanan ini cocok disantap kapan saja, apalagi saat udara dingin atau saat kamu butuh energi tambahan.

Nah, itulah tadi penjelasan tentang daftar kuliner Jambi. Adakah dari makanan di atas yang jadi favoritmu?

Fakta Unik Kuliner Khas Jambi

12 Daftar Makanan Khas Jambi

1. Tempoyak

2. Brengkes

3. Daging Masak Hitam

4. Gulai Tepek Ikan

5. Rendang Cempedak

6. Gulai Terjun

7. Kue Gandus

8. Kue Muso

9. Kue Putri Kandis

10. Kue Padamaran

11. Nasi Gemuk

12. Mie Celor

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *