Kawasan Hutan Lindung Konservasi di Jambi Terbakar, Satgas Padamkan

Posted on

Petugas dari pihak Manggala Agni beserta tim Satgas Karhutla berhasil memadamkan api yang membakar kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Thaha Syaifuddin, di Kabupaten Batang Hari Jambi.

“Untuk lahan yang terbakar sudah berhasil dipadamkan, dan tim masuk lagi hari ini untuk melakukan mopping up yang kejadian terbakar pada malam,” kata Kepala Manggala Agni Daops Sumatera X/Muara Bulian Jambi, Totok Hernawan kepada infoSumbagsel, Minggu (20/7/2025).

Kebakaran di lahan Tahura atau hutan lindung konservasi yang tentu penuh dengan ekosistem flora dan fauna tersebut diketahui terjadi pada Jumat (18/7) sore pada pukul 17.00 WIB. Saat itu, petugas berjibaku memadamkan api dengan memasuki kawasan hutan itu agar tidak meluas.

Hampir sekitar 4 jam lamanya, petugas Manggala Agni dan Satgas Karhutla dari TNI/Polri dalam memadamkan api di sana. Apalagi, cuaca kemarau dan hembusan angin yang kuat juga menjadi kendala bagi petugas dalam upaya pemadaman.

“Selain itu, kondisi sumber air juga sulit didapatkan. Sehingga kami menggunakan air dari mobil tangki yang kami miliki,” ujar Totok.

Ada sekitar 3 unit mobil tangki air yang dipakai petugas Manggala Agni dan TNI Polri dalam pemadaman api tersebut. Api baru bisa dipadamkan petugas pada malam hari setelah pukul 21.00 WIB.

Sejauh ini, Totok belum bisa memastikan berapa luas lahan di kawasan Tahura itu yang terbakar. Dia mengaku bahwa saat ini akan melakukan pengukuran luas lahan yang terbakar di sana.

Apalagi, dalam satu lokasi di lahan itu, ada 2 kawasan yang terbakar yang masih dalam area Tahura. Bahkan, dalam proses pemadaman api, tim Manggala Agni juga menurunkan sebanyak 11 personel.

“Kalau untuk luas yang terbakar hari ini baru mau kita ukur, karena kemarin sampai malam proses pemadaman api yang mana 11 personel saat itu kita kerahkan,” terang Totok.

Dari dugaan pihak Manggala Agni sementara, jika kebakaran itu merupakan bentuk kelalaian dari masyarakat. Namun, hal itu belum bisa dipastikan lebih lanjut karena masih dalam proses penyelidikan dari pihak kepolisian.

“Kalau soal penyebab mungkin sementara karena kelalaian masyarakat ya. Tetapi buat lebih lanjut Itu masih penyelidikan polisi,” sebut Totok.

Cuaca panas dan masuknya musim kemarau yang terjadi saat ini memang sangat memudahkan membuat kondisi lahan terbakar termasuk kawasan Tahura Jambi. Apalagi di dalam kawasan itu juga kini mulai marak terjadi dengan melakukan aktivitas illegal drilling atau pengeboran sumur minyak ilegal.

Bahkan, pihak Kepolisian Daerah Jambi (Polda Jambi) kerap melakukan razia di dalam kawasan itu mengenai aktivitas illegal driling di sana. Tidak hanya itu, beberapa aktivis pecinta lingkungan juga kerap menjalankan aksi demi meminta kawasan hutan itu untuk dilindungi lantaran menjadi kawasan konservasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *