Wilayah di Sumatera Selatan yang masuk zona merah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bertambah menjadi enam daerah. Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) kini masuk dalam zona itu setelah kasus karhutla mengalami lonjakan.
“Kini ada enam daerah yang masuk zona merah karhutla, terbaru adalah PALI dengan 33 kejadian. Sebelumnya zona merah ada di Ogan Ilir yang kini terdata ada 107 kasus, Muba 82 kejadian, Banyuasin 54 kejadian, OKI 52 kejadian, dan Muara Enim 37 kejadian,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Sudirman, Kamis (4/9/2025).
Wilayah dengan zona merah diklasifikasikan BPBD Sumsel karena jumlah kasusnya lebih dari 30 kejadian. Total secara keseluruhan, kasus karhutla di Sumsel mencapai 415 kejadian hingga 2 September 2025. Dengan 365 kejadian di antaranya berada di wilayah zona merah.
Wilayah zona oranye dengan 16-30 kejadian, hanya ada di Musi Rawas dengan 19 kejadian. Zona kuning dengan 1-15 kejadian tersebar di 9 daerah di Sumsel.
“Zona kuning ada di Muratara, Lubuklinggau, Empat Lawang, Lahat, OKU, OKU Selatan, OKU Timur, Prabumulih, dan Palembang. Sedangkan zona hijau atau belum pernah terjadi karhutla di Pagar Alam,” katanya.
Sementara untuk luasan karhutla di Sumsel, Sudirman menyebut jumlahnya berkisar ribuan hektare. Pendataan luasan karhutla masih menunggu data dari Kementerian Kehutanan. Namun, hingga 10 Agustus lalu luasan yang terbakar mencapai 1.416,9 hektare.
Hingga saat ini, penanganan karhutla di Sumsel mendapat bantuan 6 helikopter dari BNPB, dengan 2 unit di antaranya untuk patroli dan 4 unit untuk water bombing. Antisipasi juga telah dilakukan dengan dua kali operasi modifikasi cuaca (OMC) pada Juli dan Agustus lalu.
Terkait hotspot, sepanjang tahun ini (hingga 3 September) jumlahnya mencapai 3.360 titik. Hotspot tertinggi terdeteksi pada Juli lalu yang mencapai 1.321 titik.