Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal angkat bicara terkait banyaknya pelajar yang mengalami keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menyebutkan Standar Operasi Prosedur (SOP) menurun.
Atas kondisi tersebut, Mirza menginstruksikan kepada kepala daerah dan dinas kesehatan untuk memperketat pengawasan dapur MBG.
“Kasus pertama muncul pada 28 Agustus. Artinya, selama tujuh bulan penuh aman, begitu ada penurunan sedikit saja dalam penerapan SOP, langsung muncul persoalan. Mulai hari ini saya akan instruksikan kepada kepala daerah, dinas kesehatan, kader posyandu, puskesmas, hingga lembaga vertikal untuk melakukan pengawasan lebih ketat terhadap dapur MBG di Lampung,” kata Mirza, Rabu (1/10/2025).
Mirza juga menyoroti ketersediaan bahan pangan yang dikatakannya belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Kebutuhan pangan melonjak sangat cepat, sementara produksi lokal belum terantisipasi. Karena itu, Satgas MBG kami dorong mempercepat kerja sama dengan Koperasi Merah Putih untuk mempersiapkan bahan pangan secara berkelanjutan,” jelasnya.
Mirza berharap dengan prosedur yang ketat bisa tidak ada lagi kasus keracunan makanan yang membahayakan para pelajar sekolah.
“InsyaAllah dengan perbaikan ini, ke depan tidak ada lagi kejadian serupa. MBG harus berjalan baik seperti tujuh bulan awal, zero kasus,” tandasnya.
Untuk diketahui berdasarkan data dari Badan Gizi Nasional, kasus keracunan MBG di Provinsi Lampung mencapai jumlah 530 siswa-siswi. Data tersebut tercatat hingga periode 22 September 2025.