Emak-emak di Lampung mengikuti aksi unjuk rasa memperingati May Day di Bundaran Tugu Adipura Bandar Lampung. Mereka curhat mahalnya biaya pendidikan di Indonesia.
Nur Saidah berharap pemerintah ke depan bisa peduli dengan kesejahteraan masyarakat terutama kaum buruh.
“Harus sesuai dengan hidup layak, kalau bisa upahnya ditambah, bisa di atas UMR untuk penghasilannya, karena kan kebutuhan makin banyak,” katanya.
“Ini biaya pendidikan kan sekarang mahal, sementara kita upah UMR kurang, kita pengennya yang layak lah untuk kehidupan, pusing kadang kami mah bagi uang yang nggak banyak, untuk sekolah anak, untuk biaya hidup juga,” lanjut Nur.
Selain keluhan terhadap biaya pendidikan yang tinggi, emak-emak ini juga meneriakkan masalah kesehatan. Marlia, seorang buruh harian pabrik di Lampung mengaku kurangnya fasilitas kesehatan untuk para buruh.
“Pekerja ibu-ibu itu lebih diperhatikan dari porsi tekanan dari cara memperlakukan, selama ini kita kerja seharian berdiri, kalo istirahat cuma satu jam kita bisa duduk. Minta tolong juga walaupun kami ini cuma buruh harian, kalau bisa ada jaminan kesehatan buat kami ini,” ungkapnya.
Dalam aksi unjuk rasa memperingati May Day, sekitar 500-an buruh berkumpul dari berbagai organisasi di Bandar Lampung, meski diwarnai orasi-orasi dengan kritikan pedas kepada pemerintah, namun aksi kali ini berlangsung tertib hingga akhirnya massa membubarkan diri.