Sejumlah sampel penyebab 174 siswa PAUD-SMA diduga keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, dibawa ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Palembang. Sampel akan diuji untuk mengetahui dugaan keracunan siswa.
“Ada 6 atau 7 sampel yang diambil untuk diuji di laboratorium. Beberapa sampel seperti sisa makanan, muntahan, makanan sampel di SPPG, air yang digunakan untuk pengelolaan bahan dan air dimasakkan,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sumsel Dedy Irawan, Selasa (6/5/2025).
Katanya, sampel itu sudah dikirimkan ke Palembang Senin (5/5) malam. Pada hari itu, lauk MBG adalah suwiran ikan tongkol. Beberapa siswa pada saat MBG mengeluh ikan berbau dan rasanya berbeda. Diduga ikan tersebut sudah basi.
“Dugaan sementara dari suwiran ikan tongkol, beberapa siswa menyebut ikannya bau dan rasanya agak lain. Tapi tetap dibawa sampel-sampel lain, bukan hanya sisa ikan suwiran yang diuji di laboratorium,” jelasnya.
Dia menyebut, hasil pengujian di laboratorium itu akan keluar dalam 5 hari ke depan. Untuk saat ini program MBG di PALI dihentikan sementara oleh pemkab. Dampak keracunan yang dialami siswa PAUD-SMA, terbanyak terjadi pada siswa SD.
Dia berharap, kerja sama program MBG ini bisa dilakukan koordinasi dengan Dinkes Sumsel. Selama ini, dia menyebut peran dinkes di daerah kurang maksimal.
“Kita harapkan BGN bisa menyampaikan ke SPPG di setiap daerah untuk bekerjasama dengan Dinkes atau Puskesmas untuk melihat proses dan pengolahan makanan mulai dari bahan itu mentah hingga siap disajikan. Selama ini sudah ada kerja sama, tapi mungkin belum optimal saja,” tukasnya.
Diketahui, jumlah siswa yang terdampak keracunan usai menyantap MBG sebanyak 174 orang hingga Selasa (6/5) pagi. Dari jumlah itu, 166 siswa sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Beberapa di antaranya disebutnya juga sudah kembali sekolah.
“Masih ada 8 siswa lagi yang dirawat. Kondisinya saat ini sudah stabil tinggal pemulihan,” katanya.