Gubernur Jambi Al Haris melakukan program kerjanya dengan cara turun langsung ke desa-desa terpencil di Kabupaten di Jambi. Cara itu dilakukan agar bisa mendengarkan langsung keluhan warganya.
Program kerja ini dinamakan Perjalan Tidur di Dusun atau Pertisun. Dalam program itu, Al Haris juga membawa Bupati dan Kepala OPD untuk menginap semalam di rumah-rumah warga.
“Program ini bertujuan untuk bisa saling berbagi informasi, bertukar pikiran dan mencari solusi buat mendengar langsung keluhan warga yang jauh dari sudut Kota,” kata Al Haris, Senin (19/5/2025).
Program Pertisun yang dilakukan Al Haris ini sudah dilakukan di dua daerah, baik di Kabupaten Kerinci dan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Ketika di Kerinci, Pertisun itu dilakukan di Desa Pasir Jaya, Kecamatan Siulak Mukai.
Di desa tersebut, Al Haris menjadi Gubernur Jambi pertama yang datang dan tidur di daerah itu. Apalagi, desa ini merupakan desa yang memiliki akses yang sangat jauh di wilayah ujung Barat di Provinsi Jambi.
Al Haris dan rombongan berada di desa ini tepatnya pada Senin 5 Mei 2025 lalu. Di sana, bersama Bupati Kerinci yakni Monadi dan beberapa Kepala OPD Pemprov Jambi dirinya bisa melihat bagaimana keadaan warga di desa terdalam.
Bahkan, perjalanannya ke desa terpencil di Kerinci itu, banyak sekali rintangan yang dirasakan. Mulai dari akses jalan yang sulit ditempuh hingga dinginnya cuaca yang menyelimuti.
Setiba di desa ini, Al Haris juga menjalani dialog langsung dengan para warga serta perangkat desa disana. Pola dialognya itu, warga bertanya, pemerintah menjawabnya.
Al Haris mengatakan dirinya dapat mendengar langsung keluhan-keluhan warganya dari desa terjauh dari ibu Kota di Jambi. Bagi dia, Pertisun merupakan agenda penting buat dijalankan, selain dengar keluhan, tentunya buat mendekatkan antara pemerintah dengan warga di desa terdalam.
“Pertisun ini lah cara kita buat bisa langsung mendengar, merasakan, melihat apa saja yang dialami warga di pelosok desa. Bagaimana mereka jalankan hidupnya sehari-hari, bagaimana akses yang ditempuhnya selama ini,” kata Al Haris.
“Ini juga cara saya buat menyatukan kepala daerah dengan warganya, jangan ada lagi batasan antara gubernur atau bupati sama masyarakatnya, antara pejabat OPD di pemerintahan dengan warga di desa-desa,” lanjutnya
Saat Pertisun pertama, Al Haris juga mengaku puas selama perjalanan dan tidur di dusun yang dilakukannya itu di daerah Kabupaten Kerinci. Al Haris juga menyatakan selama agenda Pertisun di desa, keluhan yang dirasakan warga pasti juga dirasakan oleh pemerintahnya. Mulai dari jalan rusak, keterbatasan fasilitas pendidikan, harga komoditas yang tidak stabil, minimnya akses kesehatan serta banyak keluhan lainnya.
Baru kali pertama agenda Pertisun dijalankan, sudah banyak keluhan yang ditampungnya. Meski begitu, dia mengatakan Pertisun harus dilakukan.
Apalagi, program Pertisun juga bukan merupakan program pertama kali yang dilakukan Al Haris sejak jabat kepala daerah di Jambi. Dia ingin program yang bersentuhan langsung dengan warga harus dikuatkan. Bahkan, program ini bisa jadi cara jitu buat langsung diketahui pemerintah bagaimana bisa menyamaratakan kehidupan warga baik disudut kota hingga di desa terjauh sekaligus.
“Dengan cara ini pemerintah atau kepala daerahnya baik Gubernur atau bupati bisa tahu apa saja yang dirasakan warga di desa terpencil. Sebenarnya mereka ingin memberitahu, tapi karena jarak, sehingga sulit tersampaikannya,” terang Al Haris.
Meski sulit menuju ke desa-desa terdalam, namun dengan cara Pertisun ini pejabat pemerintah meski merasakan kesulitan warga. Kepala daerah juga mesti tahu bagaimana keadaan warganya agar pembangunan bisa pula dilakukan di desa-desa.
Selain Kabupaten Kerinci, daerah kedua yang dikunjungi Al Haris yakni Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada 17 Mei 2025. Daerah yang dikunjunginya itu tepatnya di Desa Air Hitam, Kecamatan Sadu, didampingi Bupati dan Wakil Bupati, Dillah dan Muslimin Tanja.
Di desa itu, Al Haris juga membawa beberapa Kepala OPD nya di lingkup Pemprov Jambi. Dalam perjalanannya ke desa Air Hitam, Al Haris juga menyempatkan diri meninjau jalan-jalan rusak di daerah Tanjabtim. Dia melakukan pengecekan di jalan Provinsi dari Sabak-Rantau Rasau hingga ke Nipah Panjang.
Selama peninjauan, berbagai jalan rusak dirasakan langsung oleh Al Haris serta Bupati terutama Kepala OPD yang ikut dibawanya itu. Al Haris mengatakan, jika perbaikan ruas jalan Sabak sampai Nipah Panjang yang sudah dikunjungi nya tersebut sudah masuk ke dalam rencana kerja Provinsi Jambi.
Nantinya, jalan yang rusak dan berlubang serta berlumpur itu akan dibangun secara kontrak tahun jamak atau multiyears agar bisa dirasakan infrastruktur yang merata dari wilayah desa.
“Itu sudah kita masukkan (perbaikan jalan) dalam RKPD (rencana kerja pemerintah daerah) bahwa rencana multiyears salah satunya jalan dari Sabak ke Nipah Panjang. Selain ruas jalan provinsi Sabak-Nipah Panjang, juga tak luput pula ruas jalan provinsi Suak Kandis-Berbak juga nanti akan dilanjutkan,” terang Al Haris.
Selain meninjau jalan, agenda penting Pertisun yaitu dialog antara warga dengan pemerintah tentu dilakukan juga. Dialog itu, buat Al Haris adalah bagian inti dalam agenda ‘Pertisun’ agar pemerintah tahu keluhan warga dan warga tahu apa yang dikerjakan dari programnya pemerintah.
Bagi Al Haris, Pertisun juga masuk dari agenda wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi dalam setiap momentum akhir pekan. Ini juga langkah bagaimana bisa membangun Jambi bukan sekedar di kota saja tetapi juga dari desa-desa.
Bahkan, kata Al Haris, keinginan membangun infrastruktur kuat dari tingkat desa itu juga selaras dengan sistem kerja pemerintah pusat. Sebab, membangun dari desa juga bagian dari 8 misi Asta Cita Presiden Prabowo dalam pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
Selain Pertisun di Desa Air Hitam, Al Haris bersama Bupati di sana juga melakukan panen perdana Melon Premium di Screen House Modern Holtikuktura.
Panen buah melon ini bertempat di Desa Tri Mulya, Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Di desa itu, Al Haris juga melakukan dialog bersama kelompok tani sekaligus memberikan tambahan mesin pengurai sabut kelapa menjadi serbuk coco peat yang halus dan dapat dijadikan media tanam oleh petani.
Menurut Al Haris, Pertisun jadi bentuk kerja pemerintah tanpa adanya sekat birokrasi di dalamnya. Bagi dia, batasan yang disebabkan oleh proses birokrasi akan menjadi rumit atau prosedur yang menghambat.
Dengan Pertisun, lanjut dia, memungkinkan interaksi yang lebih langsung, efisien, dan transparan. Di dalam dialog ketika Pertisun komunikasi juga menjadi lebih mudah, prosesnya pun juga lebih cepat.
“Kan ketika di Pertisun ini warga bisa langsung sampaikan ke kita, apa aja kebutuhannya tanpa harus menunggu persetujuan atau prosedur yang panjang. Di situ, warga juga bisa menyampaikan apa saja yang diharapkan mereka, apa saja yang diinginkan mereka serta program apa yang bisa dikelola mereka agar informasi bisa langsung didapat dari pemerintah,” terang Al Haris.
“Di Pertisun ini juga cara kita bantu-bantu warga desa agar pembangunan berkeadilan juga dirasakan warga di sudut terpencil di Jambi,” ucapnya.