Apakah Ibu Hamil Boleh Minum Rebusan Jahe? Ini Fakta, Cara, Efek Sampingnya

Posted on

Siapa yang tidak tahu jahe? Tanaman herbal yang kaya manfaat dan dijadikan sebagai obat tradisional di Indonesia. Namun, apakah ibu hamil boleh minum rebusan jahe?

Rimpang jahe mudah ditemui karena menjadi bumbu masakan. Selain itu, masyarakat juga sering menggunakan jahe untuk kebutuhan kesehatan tubuh.

Menurut buku Jahe ditulis Hesti Dwi Setyaningrum dan Cahyo Saparinto, tanaman jahe diperkirakan berasal dari India dan Cina. Jahe memiliki 3 jenis yang dibedakan dari aroma, warna, bentuk, dan rimpang.

Ketiga jenis jahe tersebut adalah jahe besar atau jahe gajah atau jahe badak, jahe putih kecil atau jahe emprit, dan jahe merah.

Dalam jahe, memiliki kandungan vitamin A, B, C, lemak, asam organic, protein, pati, dammar, oleoresin (gingerin), serta minyak asirin (zingeron, zingerol, zingeberol, zingibeirn, berneol, sineol, dan feladren).

Melalui kandungan tersebut, jahe memiliki banyak manfaat seperti untuk pengobatan, masakan, serta kosmetik. Di antara banyaknya khasiat olahan jahe, menjadi pertanyaan untuk ibu hamil, apakah aman dikonsumsi atau tidak.

Berdasarkan Buku Manfaat Ginger (Jahe) Sebagai Terapi Non Farmakologis Atau Non Obat Obatan Dalam Mengatasi Emesis Gravidarum Berdasarkan Evidence Based oleh Bahra, disebutkan bahwa jahe bermanfaat untuk ibu hamil.

Penggunaannya sebagai terapi non-farmakologis yang berguna sebagai solusi pereda mual tanpa perlu mengandalkan obat-obatan kimia.

Jahe bekerja dengan efektif untuk mengurangi emesis gravidarum atau kondisi mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama kehamilan. Tidak hanya itu, tanaman kaya manfaat ini mampu mengurangi rasa mual muntah pada ibu hamil yang multigravida (ibu hamil yang telah hamil sebelumnya).

Salah satu cara populer mengkonsumsi jahe adalah melalui air rebusan hangat atau wedang jahe. Konsumsi rebusan air jahe bagi ibu hamil tidak membahayakan kehamilan selagi dosis yang dikonsumsi tidak berlebihan dan masih dalam batas wajar.

Kandungan wedang jahe yang dibuat sendiri di rumah sudah pasti aman dari bahan tambahan berbahaya seperti pengawet atau pemanis buatan. Dengan demikian, ibu hamil tidak perlu khawatir akan adanya risiko yang bisa membahayakan perkembangan janinnya.

Keamanan metode ini juga didukung dalam tulisan ilmiah berjudul Pemanfaatan Herbal untuk Mengurangi Keluhan Mual Muntah Ibu Hamil Trimester I: Berbasis Bukti yang ditulis oleh Adellia Dwi Putri, dkk., yang menyoroti penggunaan herbal sebagai pendekatan berbasis bukti yang aman.

Selain dalam bentuk minuman, jahe juga efektif dalam bentuk lain yang lebih praktis yakni permen jahe. Sebagaimana tertulis dalam buku “Kandungan Senyawa Aktif Jahe Merah (Zingiber Officinale Rosc.Var.Rubrum) sebagai Terapi Emesis Gravidarum” oleh Bahrah, dkk., yang dijabarkan pula hasil penelitian oleh Niska Anita, dkk.

Dalam studi tersebut, dilakukan pemberian permen jahe kepada para ibu hamil selama 7 hari berturut-turut. Hasilnya sangat meyakinkan, di mana 17 responden mengaku bahwa konsumsi permen jahe terasa lebih efektif untuk menurunkan frekuensi mual dan muntah yang mereka alami.

Ini menunjukkan bahwa bentuk sediaan seperti permen bisa menjadi alternatif yang nyaman dan mudah dikonsumsi kapan saja.

Secara umum belum ada penelitian yang membuktikan efek samping konsumsi jahe dalam kehamilan, jika diberikan dalam dosis 1 gram per hari. Sejauh ini efek samping yang paling sering ditemukan Adalah sebagai berikut

Terkait dosis atau aturan konsumsi jahe sangat penting untuk mematuhinya. Dosis yang diberikan oleh ibu hamil pada trimester pertama dalam sebuah penelitian adalah sebanyak 250 mg jahe dan diminum 4 kali sehari, sehingga total asupan hariannya adalah 1 gram (1000 mg).

Di penelitian lain, disebutkan bahwa jahe bubuk sebaiknya tidak dikonsumsi melebihi 4 gram dalam sehari, dan sangat dianjurkan untuk tetap pada dosis normalnya yaitu hanya 1 gram sehari untuk menjaga keamanan.

Mengenai keamanan janin, studi terkait menjelaskan konsumsi jahe pada ibu hamil tidak menemukan adanya peningkatan tingkat malformasi besar (cacat lahir serius) dengan penggunaan jahe pada trimester pertama. Ini memberikan ketenangan bagi para ibu.

Tidak hanya itu, ada satu peringatan penting yang harus diperhatikan yakni penggunaan jahe bersamaan dengan obat antikoagulan (pengencer darah) tidak direkomendasikan.

Hal ini dikarenakan jahe memiliki efek alami yang dapat menghambat fungsi trombosit yaitu sel darah yang bertanggung jawab untuk pembekuan darah, sehingga dapat meningkatkan risiko perdarahan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan selama penggunaan jahe bagi ibu hamil masih sesuai dosis, jahe tidak berbahaya untuk ibu hamil. Untuk memastikannya lagi bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum memutuskan mengonsumsi jahe.

Itulah penjelasan dari segi penelitian terkait aman tidaknya minum rebusan jahe untuk ibu hamil. Semoga berguna, ya.

Artikel ini ditulis oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama.

Jahe bagi Ibu Hamil untuk Meredakan Mual

Cara Konsumsi Rebusan Jahe untuk Ibu Hamil

Cara Lain Mengonsumsi Jahe untuk Ibu Hamil

Efek Samping Jahe Bagi Ibu Hamil

Aturan Konsumsi Jahe untuk Ibu Hamil

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *