Sebanyak 10 personel Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Jambi dikerahkan untuk membantu penanganan banjir di Sumatera Barat (Sumbar). Bantuan personel ini untuk memperkuat pencarian korban dan mengevakuasi warga.
Kepala Kantor SAR Jambi, Adah Sudarsa, mengatakan bantuan personel ini sebagai bentuk dukungan Basarnas terhadap operasi kemanusiaan di wilayah yang terdampak. Para personel mulai diberangkatkan Rabu (26/11/2025) malam.
“Sebanyak 10 personel yang terdiri dari personel Kantor SAR Jambi 5 orang dan personel Pos SAR Bungo sebanyak 5 orang beserta perlengkapan SAR air,” kata Adah dalam keterangannya, Rabu (26/11/2025) malam.
Kata Adah, personel membawa sejumlah peralatan pendukung seperti perahu karet, dayung, jaket pelampung, helm, chainsaw, hingga perlengkapan medis dasar. Personel bantuan akan bergabung dengan tim SAR gabungan dari Basarnas Padang, TNI/Polri, BPBD, relawan, serta unsur pemerintah daerah.
“Kami berangkatkan untuk memperkuat upaya evakuasi warga, pencarian korban, dan pendistribusian bantuan di Sumatera Barat. Kami siap membantu hingga situasi kembali aman,” ujar Adah.
Banjir yang terjadi di Sumatera Barat menyebabkan beberapa kawasan permukiman terendam dan akses transportasi terganggu, sehingga membutuhkan tambahan personel penyelamat. Operasi pencarian dan evakuasi masih berlangsung di sejumlah titik yang terdampak paling parah.
“Kantor SAR Jambi memastikan siap menambah personel maupun peralatan apabila situasi di lapangan membutuhkan penguatan operasi,” pungkasnya.
Dilansir infoSumut, bencana banjir dan longsor di Sumatera Barat (Sumbar) yang terjadi sejak beberapa hari terakhir meluas ke 13 kabupaten kota. Pemprov Sumbar menetapkan masa tanggap darurat bencana selama 14 hari.
“Sementara sesuai laporan ada 13 daerah yang terdampak. Dalam hitungan kerugian, sekitar Rp 4,9 miliar. Tapi data itu masih terus bergerak, karena tim masih berada di lapangan,” kata Jubir BPBD Sumbar, Ilham Wahab, kepada infoSumut, Rabu (26/11/2025).
13 daerah yang terdampak bencana di Sumbar yakni Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Tanah Datar, Agam, Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Kota Pariaman, Pasaman Barat, dan Kota Bukittinggi. Selain itu juga ada Kota Solok, Padang Panjang, Limapuluh Kota, Pasaman.
Dari 13 daerah itu, Padang Pariaman yang paling parah terdampak banjir, sementara kabupaten Agam terparah dampak longsor.
“Di Kabupaten Padang Pariaman sesuai dengan laporan yang kita terima ada 42 nagari dari 17 kecamatan yang terdampak, dua jembatan ikut rusak. Di Kabupaten Agam, terjadi tanah longsor yang mengganggu 171 meter jalan dan memutus akses air bersih,” katanya.
Selain Padang Pariaman dan Agam, daerah lainnya yang tergolong parah adalah Kota Padang, dimana terjadi banjir di 7 kecamatan yang ada. “Dalam laporan ada 17 kelurahan di tujuh kecamatan yang terdampak,” jelasnya.
