Bendungan Air Satan Dikeringkan Jadi Harapan Baru Petani di Musi Rawas

Posted on

Sebuah bendungan yang ada di Desa Air Satan, Musi Rawas dilakukan pengeringan untuk dilakukan pembersihan. Hal ini pun menjadi harapan baru bagi para petani yang sebelumnya tidak kebagian air bendungan tersebut.

Bendungan Daerah Irigasi (D.I) Air Satan tersebut berada di Desa Air Satan, Kecamatan Muara Beliti, Musi Rawas, Sumatera Selatan. Kepala Desa Air Satan M Nasir mengatakan pengeringan tersebut bertujuan untuk membersihkan bendungan tersebut sehingga saat selesai nanti, air di bendungan dapat mengalir di seluruh wilayah setempat khususnya di persawahan.

“Ini dilakukan pengeringan untuk membersihkan lumpur dan rumput liar yang ada di bendungan. Karena sudah lama ini tidak dibersihkan,” katanya, Sabtu (6/9/2025).

Nasir membeberkan pengeringan tersebut sudah dimulai beberapa hari yang lalu dan diperkirakan akan selesai sekitar dua bulan yang akan datang.

“Sekitar 2 – 3 hari yang lalu sudah dimulai prosesnya. Informasi dari pihak pengelola ini katanya waktu pengerjaannya antara 30 sampai 60 hari atau antara 1-2 bulan. Tapi itu masih estimasi, belum tau pasti kapan selesainya,” ujarnya.

Dengan adanya pengeringan tersebut, Nasir berharap hal ini dapat membantu para petani padi di Desa Air Satan dan sekitarnya dalam menyuplai air untuk tanaman mereka.

“Maka dari itu mari kita dukung proses pengeringan ini karena ini bisa menstabilkan suplai air ke lahan persawahan para petani. Jadi yang awalnya sawahnya tidak kebagian air bisa kebagian air dan bisa tanam padi,” ungkapnya.

Sementara itu, petani asal Desa Satan Indah Jaya yakni Irul mengungkapkan beberapa tahun terakhir, para petani di daerahnya tidak kebagian air sehingga mereka tidak bisa menanam padi.

Bukan hanya di Desa Air Satan saja, melainkan dari beberapa desa lainnya seperti Desa Satan Indah Jaya, Kampung Tribina Bali Desa Suro, dan Desa Ketuan Jaya serta.

“Mungkin sekitar lima tahun ini kami tidak bisa menanam padi karena tidak kebagian air. Jadi kami para petani terpaksa nanam jagung dan sayur-sayuran. Sebenarnya airnya itu ada, cuman kalau semua petani nanam padi ya bakal tidak cukup karena airnya juga tidak banyak, jadi sebagian ada yang tanam padi, sebagian ada yang tanam jagung dan sayuran,” ungkapnya.

Maka dari itu, dengan adanya pengeringan bendungan tersebut disambut baik oleh para petani setempat karena pengeringan itu membawa harapan baru bagi mereka.

“Ya mudah-mudahan dengan adanya pengeringan bendungan ini, airnya nanti bisa kembali normal dan sampai ke desa yang lainnya,” harapnya.

Hak yang sama juga disampaikan oleh seorang petani asal Kampung Tribina Bali Desa Suro yakni Nyoman. Ia mengaku akibat lahannya tidak kebagian air, ia terpaksa menanam jagung jenis hibrida atau jagung pakan ternak di sawahnya.

“Ya sama, terpaksa juga nanam jagung biar sawahnya tetap produktif. Mau tanam padi juga gak bisa karena airnya tidak ada, padahal dulu itu semuanya nanam padi. Tapi sekitar 2015 air bendungan tidak pernah sampai ke area sawah, akhirnya kami nanam jagung sama sayuran,” ujarnya.

Maka dari itu, dirinya bersama petani lainnya berharap kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Musi Rawas agar memberikan solusi yang nyata untuk lahan persawahan di Kecamatan Muara Beliti dan sekitarnya.

“Sudah sering kami sampaikan, tapi nyatanya tidak ada tindakan nyata dari pemerintah, sawah kami tetap saja kekeringan. Ya mudah-mudahan dengan pengeringan Bendungan Air Satan ini bisa jadi harapan baru untuk petani biar bisa tanam padi lagi,” tuturnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *