Beras Diduga Plastik Beredar di Banyuasin, Sekda: Itu Vitamin

Posted on

Pemerintah Kabupaten Banyuasin menindaklanjuti laporan beras yang diduga mengandung bahan sintetis. Tim Pangan Kabupaten Banyuasin langsung melakukan penelusuran ke sejumlah minimarket yang menjual produk tersebut.

Tim terdiri dari perwakilan Diskoperindag, Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Satpol PP, DPMPTSP, dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura. Tim memastikan keamanan pangan di wilayahnya.

Sekda Banyuasin Erwin Ibrahim mengatakan dari hasil pemantauan di enam minimarket, pihak toko telah menarik produk beras dari rak penjualan. Meski begitu, tim pangan mengamankan 2 karung beras sebagai sampel untuk diteliti lebih lanjut.

Laporan tim pangan, kata sekda, sudah dilakukan pengetesan terhadap butir-butir putih yang diduga plastik. Ketika direndam dalam air selama 30 menit, ternyata butir-butir ini larut.

“Kalau plastik, pasti tidak larut,” ujar Erwin yang juga ketua tim pangan Banyuasin dalam keterangan resminya, Senin (15/9/2025).

Pihaknya juga telah mengirimkan sampel dari dua minimarket di kawasan Pangkalan Balai. Berdasarkan koordinasi awal dengan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), beras tersebut merupakan beras fortifikasi yang telah memiliki izin edar resmi.

“Kami sudah berkoordinasi dengan BPOM dan dari hasil pengecekan sementara, butiran yang diduga plastik itu ternyata merupakan vitamin. BPOM menyebut ada dua jenis vitamin dalam bentuk butiran yang dicampur ke dalam beras merek Cap Anak Raja,” jelas Erwin.

Dia juga mengungkapkan bahwa kejadian serupa pernah terjadi di Tangerang dan sempat memicu keresahan warga. Sebelum akhirnya dijelaskan bahwa butiran tersebut merupakan bahan fortifikasi yang aman dan ditujukan untuk konsumen tertentu seperti ibu hamil dan anak-anak.

Beras Cap Anak Raja Pulen Khusus diketahui mengandung sekitar 1% kernel fortifikasi, yakni butiran khusus yang mengandung vitamin dan mineral. Butiran ini memang memiliki bentuk, warna, dan tekstur yang sedikit berbeda dari beras biasa (berwarna putih susu atau gading, lebih pipih, dan bertekstur padat)

“Ini dapat menimbulkan kesalahpahaman jika tidak diketahui sebelumnya,” katanya.

Erwin menerangkan BPOM telah menyatakan bahwa produk tersebut memenuhi standar keamanan pangan nasional dan bukan termasuk beras palsu maupun mahal. Beras itu ditujukan untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat tertentu.

“Dari sampel yang kami ambil baik dari masyarakat maupun dari gerai minimarket, semuanya tetap akan kami kirim ke BPOM untuk diuji laboratorium. Hasil uji tersebut akan menjadi pegangan untuk memastikan kandungan vitaminnya serta menjawab keraguan masyarakat,” lanjut Erwin.

Menanggapi isu yang beredar, salah satu jaringan minimarket tempat beras tersebut dijual juga telah mengeluarkan klarifikasi melalui akun media sosial resminya.

Disebutkan jika kernels beras ini merupakan butiran vitamin dan mineral yang memang sengaja dicampurkan untuk memperkaya gizi. Bukan benda asing atau beras oplosan.

Minimarket tersebut juga menegaskan bahwa mereka hanya menjual produk yang telah memiliki izin edar resmi dan sesuai regulasi pemerintah.

Meskipun pengetesan awal menunjukkan bahwa butiran yang dikhawatirkan bukanlah plastik, Tim Pangan Banyuasin tetap akan menunggu hasil uji laboratorium resmi dari BPOM sebagai rujukan akhir.

“Masyarakat diimbau tidak panik dan menunggu hasil resmi yang akan segera diumumkan dalam waktu dekat,” tukasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *