Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan merilis 218 kejadian bencana di wilayahnya. Wilayah paling banyak terjadi bencana di Ogan Ilir dan Palembang.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman mengatakan kejadian bencana terjadi pada periode 1 Januari-29 September 2025. Jumlah kejadian bencana itu tidak termasuk kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Total bencana di Sumsel sepanjang periode itu sebanyak 218 kejadian. Paling banyak di Ogan Ilir sebanyak 46 kejadian dan Palembang 34 kejadian,” ujar Sudirman, Rabu (1/10/2025).
Bencana paling banyak terjadi di Sumsel adalah banjir yang mencapai 83 kali. Kemudian angin kencang 66 kali, kebakaran permukiman 47 kali, tanah longsor 21 kali, dan banjir bandang 1 kali.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Banjir paling banyak terjadi di Musi Banyuasin dengan 10 kejadian, Muara Enim dan OKU masing-masing 8 kejadian. Angin kencang di Ogan Ilir 33 kejadian dan Banyuasin 10 kejadian. Lalu, kebakaran permukiman di Palembang terbanyak dengan 32 kejadian dan tanah longsor di Ogan Ilir 7 kejadian,” ungkapnya.
Sedangkan banjir bandang, terjadi di OKU Selatan pada 23 September 2025 yang mengakibatkan 3 warga hilang.
Dampak bencana yang terjadi di Sumsel mengakibatkan ratusan rumah rusak. Yakni 123 unit rumah rusak berat, 73 unit rusak sedang, dan 221 unit rusak ringan.
Kemudian dampak banjir membuat 61.298 unit rumah terendam. Juga berdampak pada 17 fasilitas pendidikan, 5 fasilitas kesehatan, 568 hektare sawah, 374,5 hektare kebun, 12 bangunan lainnya, 14 jembatan, dan 1 jaringan irigasi.
“Dampak bencana terjadi pada 31.427 KK, 203 KK mengungsi, 5 jiwa luka-luka, dan 3 jiwa meninggal,” jelasnya.