SMPN 33 Palembang punya cara memaksimalkan menu makan bergizi gratis (MBG) agar habis disantap para siswa. Mereka bisa request menu makanan yang diinginkan. Asalkan, kandungan gizinya sesuai, maka menu itu akan diberikan.
Kepala SMPN 33 Palembang Nurbaiti mengatakan sejak menerima MBG Januari lalu, banyak siswa yang merespon negatif. Bahkan ada yang menolak untuk memakannya dengan berbagai alasan, salah satunya karena tak selera dengan menu.
“Jadi awalnya, makanan ini kan dicek oleh masing-masing wali kelas setelah selesai jadwal makan. Nah, banyak yang tidak habis. Ternyata anak-anak protes, banyak yang bilang tidak suka,” ujar Nurbaiti saat ditemui, Kamis (23/10/2025).
Sekolah yang menjadi salah satu percontohan MBG di Palembang ini kemudian meminta masukan para siswa terkait olahan makanan yang diinginkan. Bahkan, para siswa kerap meninggalkan catatan kecil yang ditempel di wadah makanan agar saran mereka sampai ke pihak SPPG.
“Siswa ini beraneka ragam cara request-nya. Biasanya mereka menulis di kertas, lalu dimasukkan ke dalam wadah makanan. Ada juga yang ditempel di sisi samping atau atas tutup wadahnya,” jelas Nurbaiti.
“Selain itu, beberapa siswa juga menyampaikan langsung kepada guru piket dan wali kelas masing-masing. Seperti tidak apa ayam tapi tidak hanya ayam goreng tok, begitupun dengan ikan. Bisa dibuat seperti nugget atau mie ayam,” sambung dia.
Setelah berdiskusi dengan guru, Nurbaiti pun menyampaikan hasilnya kepada SPPG terkait. Beruntung, permintaan ini disambut positif dan pihak SPPG kerap kali mengabulkan permintaan siswa.
“Dari masukan-masukan siswa, kami diskusi dengan guru bagaimana baiknya, lalu saya sampaikan kepada pihak SPPG. Lalu mereka senang hati dan bersedia menampung permintaan itu,” ujarnya.
Makanan yang dipesan tersebut tidak serta merta dikabulkan sehari setelah permintaan diterima. Menurut Nurbaiti, makanan yang diusulkan biasanya diberikan seminggu setelahnya dengan tetap memperhatikan nilai gizi sesuai standar yang berlaku.
Kini, makanan yang datang ke sekolah yang terletak di Jalan Musi Raya, Komplek Way Hitam, Kelurahan Siring Agung, Kecamatan Ilir Barat I, lebih bervariatif. Lauk seperti mie ayam, bakso ikan, ayam katsu, hingga pempek telur yang menjadi pesanan sudah pernah dikabulkan.
“Sekarang alhamdulillah makanannya sudah sesuai dengan selera anak-anak. Yang dulunya beberapa dari mereka tak habis, bahkan tak menyentuh makanannya, sekarang mereka selalu menunggu di depan kelas menjelang jadwal MBG dibagikan,” jelasnya.
Salah satu siswa Hafika Salsabila (12) menunjukkan antusiasnya. Kepada infoSumbagsel, dia bercerita bahwa makanan sekarang lebih enak dari sebelumnya.
“Senang sekali karena bisa request makanan. Jadi semangat mau makan karena enak-enak dan sesuai selera,” ujarnya antusias.
Hafika mengatakan, ia biasanya menulis menu yang diinginkan di secarik kertas. Lalu, kertas tersebut diletakkan di dalam tempat makan sebelum dikumpulkan dan dikembalikan.
“Biasanya ditulis di kertas lalu dimasukkan ke ompreng. Aku sering request bakso dan buah seperti apel. Semoga bisa terus request makanannya,” ungkapnya.