Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan (Sumsel) menyebut saat ini Sumsel sedang memasuki musim pancaroba. Pada musim ini terjadi transisi dari musim hujan ke musim kemarau yang juga terjadinya peningkatan suhu udara.
Koordinator BMKG Sumatera Selatan Wandayantolis mengatakan saat ini suhu udara di Sumsel terpantau 32-34 derajat Celcius. Hal ini dikarenakan karena kelembapan udara yang masih tinggi dan akan terasa menyengat.
“Suhu panas bisa menyebabkan dehidrasi dan heat stroke, perlu diwaspadai dengan selalu mengkonsumsi air dan menghindari paparan sinar matahari lama di luar ruangan,” katanya, Rabu (7/5/2025).
Menurut Wandayantolis, karena musim ini merupakan fase pancaroba atau masak peralihan sehingga masih ada hujan tapi berseling dengan hari tidak hujan yang terasa kering tadi.
Dia menjelaskan fase pancaroba biasanya diikuti dengan peningkatan suhu udara harian. Ini adalah puncak suhu udara maksimum pertama dalam setahun (puncak kedua terjadi sekitar akhir September-Oktober), yang terkait dengan pelepasan panas dari daratan dan lautan setelah matahari bergerak semu melintasi wilayah Sumsel.
“Selama masa ini, jeda hujan akan memanjang menjadi 3-6 hari tanpa hujan (HTH),” katanya.
Saat HTH terjadi, kata Wandayantolis, suhu udara akan terasa lebih menyengat, akumulasi dari pelepasan panas yang tersebut di atas, dan juga karena turunnya kelembaban udara atau lebih sedikit uap air untuk menyerap dan memantulkan panas. Selain itu juga minimnya pembentukan awan yang biasanya melindungi dari radiasi matahari langsung.
“Pola cuaca pada masa pancaroba juga cenderung berubah dengan cepat. Pemanasan intensif pada pagi hari bisa memicu pembentukan sistem konvektif kuat di siang hingga sore hari,” pungkasnya.