Kasus tindakan kekerasan yang dialami dr Syahpri Putra Wangsa masih bergulir di kepolisian. Namun, baru-baru ini dokter yang bertugas di RSUD Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan itu mengalami insiden tak nyaman saat berkendara.
Mobil pribadi Dokter Syahpri diikuti, diiringi, dan bahkan difoto oleh orang tak dikenal (OTD) di jalan. Peristiwa ini dilaporkan terjadi pada Kamis malam (14/8), sesaat setelah Dokter Syahpri pulang bekerja dari rumah sakit.
Menurut keterangan yang dihimpun infoSumbagsel, OTD tersebut menyalip kendaraan dokter dan sempat mengambil foto dari jarak dekat. Motif di balik tindakan ini belum diketahui secara pasti.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Kasubag Humas RSUD Sekayu, Dwi, membenarkan informasi tersebut.
“Memang benar ada yang nyalip dan memfoto mobil beliau, tapi saya tidak tahu pasti motifnya seperti apa. Cuma, sebagai bentuk kewaspadaan, kami menganggap ini serius agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya saat dikonfirmasi infoSumbagsel, Jumat (15/8/2025).
Menanggapi insiden ini, Direktur Utama RSUD Sekayu langsung mengambil langkah antisipasi dengan memperketat keamanan dokter, terutama mereka yang sedang menangani kasus sensitif.
“Kami menegaskan bahwa siapapun dokter dan tenaga kesehatan bekerja di RSUD Sekayu adalah aset berharga rumah sakit. Mereka harus bekerja dengan rasa aman dan nyaman, tanpa ancaman dari pihak manapun,” ungkapnya.
Pihak RSUD Sekayu juga berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk memastikan perlindungan terhadap Dokter Syahpri.
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap tenaga medis yang tengah menjalankan tugas, apalagi kasus yang menimpa Dokter Syahpri sudah menjadi sorotan publik setelah videonya dimarahi keluarga pasien beredar luas di media sosial.
Diberitakan sebelumnya, Dokter Syahpri mengungkap kronologis kejadian hingga akhirnya terjadi insiden buka paksa masker pada Selasa (12/8/2025). Dia menyebut jika sebelum dirinya visit ke ruangan, perawat sudah menginformasikan jika keluarga pasien bernama Putra sudah marah-marah.
“Sebelum visit, perawat sudah ngomong kalau anaknya yang baru datang dari Jakarta tadi malam jam 12.00 WIB, sudah marah-marah. Ya sudah kemudian saya katakan siap-siap. Sesudah masuk dia bilang bagaimana ini hanya nunggu dahak ini saja tidak pindah-pindah bayar dari VIP. Tidak bisa pindah itu apa masalahnya, sudah 3 hari bagaimana harus nunggu,” ujar Syahpri kepada wartawan dalam video yang beredar.
Kemudian dia menjelaskan, jika memang sejak awal kondisi pasien sudah lemah dan hampir koma. Pihaknya juga telah melakukan penanganan medis terhadap pasien. Termasuk dalam mengetes TBC kepada pasien.
“Memang dari rontgen-nya ada bercak di paru-paru kanan atas. Kemungkinan ada suatu proses spesifik, nah biasanya TBC. Kalau ada infeksi di paru, ruangannya harus khusus di ruangan isolasi. Jadi ditempatkan di situ. Dia bisa pindah kalau hasil dahaknya dinyatakan negatif,” katanya.