Polisi menangkap dua guru silat pelaku pencabulan 7 orang anak di bawah umur di Kota Jambi, Jambi. Polisi masih menyelidiki terduga pelaku lain.
Kasi Humas Polresta Jambi Ipda Deddy Haryadi membenarkan penangkapan dua orang pelaku tersebut. Kata dia, pelaku sudah ditahan oleh penyidik Unit PPA Satreskrim Polresta Jambi.
“Benar, ada dua orang pelaku yang diamankan,” kata Deddy, saat dikonfirmasi Minggu (21/12/2025).
Dua orang pelaku itu ialah H dan HE. H merupakan pemilik padepokan silat, dan HE merupakan guru silat. Kata Deddy, polisi masih menyelidiki dugaan pelaku lain.
“Pelaku lain masih dalam penyelidikan oleh penyidik Unit PPA,” ujarnya.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Polisi belum membeberkan kronologi pencabulan dan perkembangan proses pemeriksaan dua orang pelaku. Saat ini, pelaku masih dalam pemeriksaan lebih lanjut. “Untuk update-nya nanti disampaikan kembali,” ujarnya.
Dua pelaku ditangkap usai para korban melaporkan kasus ini ke Polresta Jambi. P, salah satu ayah korban menyebut kasus ini terungkap setelah korban berinisial I menceritakan kejadian itu ke orang tuanya pada akhir November 2025 lalu. Ketika itu, I menyebut bahwa dirinya telah hamil usai dicabuli oleh guru silatnya.
“Awalnya, korban yang hamil ini cerita tentang kejadian itu. Terus terungkap korban-korban lainnya,” kata P, saat ditemui Minggu (21/12/2025).
Kata P, korban berjumlah 7 orang anak di bawah umur, termasuk putrinya yang berusia 14 tahun. Setelah pengakuan korban I, putrinya baru memberanikan cerita, bahwa dia juga turut menjadi korban pelecehan oleh guru padepokan silat yang telah beroperasi selama 2 tahun itu.
“Korban yang sampai digauli itu ada 2 orang, 5 lainnya itu berupa pelecehan,” ujarnya.
P menyebut bahwa aksi bejat itu tak hanya dilakukan oleh guru berinisial H. Dari pengakuan korban, ada 3 orang diduga pelaku lain yang melakukan secara bersama-sama. Mereka ialah HE yang juga guru silat dan dua senior di perguruan silat tersebut berinisial N dan I.
Adapun modus pelaku, kata P, bahwa pencabulan itu terjadi ketika para murid sedang melatih pernapasan saat latihan rutin di malam hari. Ketika itu, pelaku meminta korban berbaring dan memejamkan mata hingga pelaku melancarkan aksi bejatnya.
“Modus itu pas latihan pernapasan. Jadi di tempat latihan itu gelap, tanpa pencahayaan,” ujar P.







