Energi Stabil di Balik Dapur MBG, Asa Cerdaskan Anak Bangsa baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Cahaya terang benderang terlihat jelas di salah satu bangunan yang berada di Jalan Flores, Prabumulih Barat, Kota Prabumulih, pada pukul 20.00 WIB, malam itu. Di depan bangunan bertuliskan SPPG Prabumulih Timur itu penuh dengan relawan yang sibuk mengangkut sayur dan aneka bahan masakan.

Melangkah masuk ke area dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) tersebut, terlihat juga sejumlah relawan yang didominasi wanita paruh baya, tengah sibuk mengiris wortel dan kubis. Di sisi lain, nampak juga relawan yang sedang memotong ayam dengan ukuran kecil.

“Kalau jam segini, kita mulai persiapan memasak. Bahan baku segar seperti sayur dan ayam mulai dipotong dan dibersihkan,” kata Bude Yuli Rosita, relawan sekaligus koordinator persiapan di dapur SPPG Prabumulih Timur, Minggu malam (12/10/2025).

Dia menjelaskan, persiapan memang dijadwalkan malam hari agar bahan-bahan tersebut tetap fresh sebelum dimasak. Setelah dipotong, semua bahan baku tersebut dicuci bersih dan ditiriskan. Berbeda dengan pengolahan daging ayam, setelah dipotong-potong kecil dan dicuci, langsung dimarinasi dan disimpan sebentar di mesin pendingin (freezer).

“Hari ini kita masak menu nasi, ayam popcorn, rolade tempe, dan salad sayur. Dari persiapan hingga proses memasak dan pengolahan, yang paling dibutuhkan adalah penerangan (lampu). Asal penerangan aman, maka proses memasak kita berjalan lancar pastinya,” kata dia.

Daniel, relawan bagian pengolahan mengatakan, selain bahan baku segar dan kehigienisan dalam memasak, kunci utama yang lain saat memasak atau mengolah makanan MBG adalah kestabilan listrik. Karena, jadwal memasak biasanya dimulai dari jam 1 dini hari.

“Rata-rata kita memulai masak di atas jam 1 malam. Kalau di jam segitu orang tidur, kita di sini memasak. Jadi memang penerangan lampu dan kestabilan listrik untuk di sejumlah alat masak atau alat pendukung di dapur sangat penting. Bersyukur selama ini, listrik stabil, jadi tidak menjadi kendala besar di dapur MBG,” kata dia.

Selain kebutuhan listrik dalam hal penerangan, kata Daniel, listrik juga sangat penting karena kulkas atau freezer membutuhkan daya yang stabil.

“Jadi memang daya yang stabil juga berpengaruh. Biasanya kita menyimpan sementara daging atau ayam yang sudah dimarinasi ke dalam freezer selama satu atau dua jam sebelum dimasak. Karena itu daya listriknya harus stabil,” kata dia.

Mitra dapur MBG Prabumulih Timur, Budi Sikumbang mengatakan, sejauh ini tidak ada kendala besar dalam operasional dapur MBG tersebut. Dapur yang merupakan salah satu percontohan nasional itu sudah berdiri sejak awal Februari 2025. Dapur ini adalah dapur MBG pertama di Kota Prabumulih.

Dapur ini semula adalah garasi yang berada di samping rumahnya. Namun sejak Januari, garasi tersebut disulap menjadi area dapur yang lebih luas dan dilengkapi dengan semua sarana dan prasarana pendukung. Di antaranya, air yang bersumber dari dua sumur besar, pemasangan instalasi gas, pemasangan instalasi kelistrikan hingga IPAL.

“Jadi pada Januari itu kita mengajukan pemasangan meteran listrik baru untuk dapur MBG. Kita pasang listrik dengan daya 7.700 VA,” kata dia.

Pemasangan listrik dengan daya tersebut lantaran besarnya potensi penggunaan listrik di dapur tersebut. Tak hanya sekadar lampu penerangan, listrik dipakai untuk menghidupkan mesin air, mesin pemanas air cuci piring, exhaust fan untuk menyedot udara panas, kulkas, AC untuk mengatur suhu ruang pemorsian, hingga operasional CCTV.

“Kita pakai listrik untuk banyak keperluan, karenanya ini sangat penting sekali. Selama 8 bulan kita (dapur MBG) ada, sejauh ini kita belum menemukan kendala berarti,” ucapnya.

Budi menyebut, listrik yang terpasang menggunakan sistem prabayar. Hal ini demi mengontrol penggunaan listrik secara mandiri dan fleksibel melalui sistem isi ulang token.

“Jadi per dua minggunya, kita mengisi token Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta. Memang kita memilih token juga agar lebih gampang dalam membuat laporan keuangan. Sebab di sini, kita membuat laporan keuangan ke SPPI atau BGN per dua pekannya,” ucapnya.

Meski sudah disokong dengan kestabilan listrik dari PLN, Budi menegaskan tetap menyiapkan mesin genset dengan daya 10.000 watt. “Sebagai antisipasi kalau terjadi hal yang tak diinginkan,” kata dia.

Berbeda dengan dapur MBG yang berada di SPPG Ogan Ilir, Tanjung Raja, Tanjung Raja Timur. Dapur MBG pertama yang berada di Ogan Ilir ini, listriknya menggunakan listrik pascabayar dengan daya 5.500 VA.

“Listrik yang stabil sangat penting bagi operasional dapur MBG di sini. Karena semua proses mengolah, memasak, hingga pemorsian kan dilakukan malam hari hingga pagi. Karena itu, lampu penerangan harus standby,” kata Kepala SPPG Ogan Ilir, Tanjung Raja, Tanjung Raja Timur, Asep Sarnova, Rabu (15/10/2025).

Meski jauh dari pusat kota di Ogan Ilir, kata Asep, listrik untuk di daerah tersebut cukup andal, karena sangat minim terjadi pemadaman listrik saat operasional memasak berlangsung.

“Sejauh ini aman, sejak Januari, listrik di dapur ini aman, artinya bisa dibilang jarang padam listrik. Ada beberapa kali padam listrik karena pemeliharaan di siang hari, tapi kita sudah mengantisipasinya dengan genset,” kata dia.

Asep menyebut, rata-rata semua bagian di dapur MBG memerlukan listrik dalam operasionalnya. Seperti lampu yang berada di seluruh ruangan, termasuk AC dan kipas angin yang berada di beberapa ruangan, contohnya di ruang pemorsian.

“Kalau di dapur MBG ini, rata-rata per bulan kita membayar tagihan sekitar Rp 1,5 juta. Kita memanfaatkan listrik pascabayar untuk mempermudah dalam mekanisme pencatatan keuangan dapur kita,” kata dia.

Sementara itu, Manajer Komunikasi & TJSL PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu, Iwan Arissetyadhi mengatakan PLN berkomitmen dalam upaya mendukung ketahanan energi untuk Indonesia, termasuk mendukung penuh Asta Cita Presiden Prabowo, seperti kestabilan energi untuk dapur MBG.

“Pada dasarnya, PLN mendukung penuh program pemerintah, seperti MBG. Kami memastikan keandalan listrik kepada pelanggan, termasuk ke setiap titik SPPG yang ada di wilayah S2JB,” kata dia.

Dia menyebut keandalan pasokan listrik ini menjadi pondasi bagi berbagai program kemasyarakatan, termasuk dapur SPPG.

“Ini bukan sekadar mengalirkan energi listrik, tapi kami selalu memberikan kontribusi nyata dalam mendukung masa depan generasi Indonesia yang sehat dan cerdas,” kata dia.

Secara rinci, Iwan menyebut PLN UID S2JB melayani tiga provinsi yakni Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu. Daya sistem di wilayah ini kuat dan sangat cukup, di mana daya mampu pasok sebesar 4.324 MW dengan beban puncak 1.794,2 MW, sehingga cadangan daya sekitar 1.528,1 MW.

Di sisi lain, hingga September 2025, indikator pemerataan atau rasio elektrifikasi menunjukkan kemajuan, di mana RDB 99,62 persen dan RE PLN 97,87 persen.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Menurutnya, PLN terus memastikan kontinyuitas pasokan listrik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan terus melakukan improvement dan inovasi berbasis teknologi. Penggunaan teknologi SCADA pada jaringan distribusi listrik, memastikan pengoperasian dan manuver pasokan listrik secara remote dan real-time.

Dia menuturkan hal ini mampu memangkas waktu penormalan atau recovery time gangguan secara signifikan jika dibandingkan petugas harus melakukan perjalanan menyusuri sepanjang jaringan untuk melakukan manuver jaringan listrik.

Selain itu, digitalisasi proses bisnis PLN, khususnya yang berkaitan langsung dengan pelayanan pelanggan, seperti APKT, AP2T dan PLN Mobile mempercepat waktu penanganan dan kesiagaan layanan selama 24 jam penuh.

Iwan menyebut di wilayah S2JB hingga kini tercatat sudah ada 4.498.263 pelanggan. Rinciannya, Palembang 1.056.896 pelanggan, Lahat 568.186 pelanggan, Jambi 681.265 pelanggan, Muara Bungo 527.347 pelanggan, Bengkulu 684.557 pelanggan, Ogan ilir 541.402 pelanggan, dan Lubuklinggau 438.610 pelanggan.

“Di wilayah kita ini, kebutuhan harian listrik tertinggi dengan berpedoman pada beban puncak. Untuk S2JB sebesar 1.794 MW, dengan rincian Sumsel 1.150 MW, Jambi 465,3 MW, dan Bengkulu 213,9 MW,” kata dia.

Iwan menegaskan upaya pihaknya dalam memastikan listrik stabil yakni dengan kapasitas daya mampu pasok. Saat ini daya mampu pasok tercatat 4.324 MW sangat cukup dibandingkan beban puncak hanya di angka 1.794,2 MW.

Lalu penguatan jaringan lewat pembangunan JTM/JTR dan gardu (Lisdes ABT 2025) dan rencana on-grid untuk lokasi pesisir guna menghindari sistem terpisah. Selain itu juga dengan pemeliharaan periodik pada seluruh infrastruktur transmisi atau distribusi.

“Ada 57 gardu induk, 103 trafo (4.750 MVA) dan 500 penyulang sebagai backbone keandalan,” kata dia.

PLN terus meningkatkan keandalan jaringan penyulang dan gardu distribusi, salah satunya melalui pekerjaan pemeliharaan rutin yang dilakukan secara berkala. PLN juga menerjunkan pasukan khusus untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan dalam keadaan bertegangan (PDKB) untuk memastikan pasokan listrik pada daerah-daerah penting tidak terganggu meski pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan tetap dilakukan.

“PLN juga memiliki pasukan khusus untuk membersihkan jaringan dari penyebab gangguan, seperti layangan atau pohon. Dengan begini, kami ingin terus memastikan bahwa pasokan listrik ke pelanggan tak terganggu,” tukasnya.

Jurus Jitu Kontrol Penggunaan Listrik

PLN Jaga Keandalan Pasokan Listrik

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Berbeda dengan dapur MBG yang berada di SPPG Ogan Ilir, Tanjung Raja, Tanjung Raja Timur. Dapur MBG pertama yang berada di Ogan Ilir ini, listriknya menggunakan listrik pascabayar dengan daya 5.500 VA.

“Listrik yang stabil sangat penting bagi operasional dapur MBG di sini. Karena semua proses mengolah, memasak, hingga pemorsian kan dilakukan malam hari hingga pagi. Karena itu, lampu penerangan harus standby,” kata Kepala SPPG Ogan Ilir, Tanjung Raja, Tanjung Raja Timur, Asep Sarnova, Rabu (15/10/2025).

Meski jauh dari pusat kota di Ogan Ilir, kata Asep, listrik untuk di daerah tersebut cukup andal, karena sangat minim terjadi pemadaman listrik saat operasional memasak berlangsung.

“Sejauh ini aman, sejak Januari, listrik di dapur ini aman, artinya bisa dibilang jarang padam listrik. Ada beberapa kali padam listrik karena pemeliharaan di siang hari, tapi kita sudah mengantisipasinya dengan genset,” kata dia.

Asep menyebut, rata-rata semua bagian di dapur MBG memerlukan listrik dalam operasionalnya. Seperti lampu yang berada di seluruh ruangan, termasuk AC dan kipas angin yang berada di beberapa ruangan, contohnya di ruang pemorsian.

“Kalau di dapur MBG ini, rata-rata per bulan kita membayar tagihan sekitar Rp 1,5 juta. Kita memanfaatkan listrik pascabayar untuk mempermudah dalam mekanisme pencatatan keuangan dapur kita,” kata dia.

Sementara itu, Manajer Komunikasi & TJSL PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu, Iwan Arissetyadhi mengatakan PLN berkomitmen dalam upaya mendukung ketahanan energi untuk Indonesia, termasuk mendukung penuh Asta Cita Presiden Prabowo, seperti kestabilan energi untuk dapur MBG.

“Pada dasarnya, PLN mendukung penuh program pemerintah, seperti MBG. Kami memastikan keandalan listrik kepada pelanggan, termasuk ke setiap titik SPPG yang ada di wilayah S2JB,” kata dia.

Dia menyebut keandalan pasokan listrik ini menjadi pondasi bagi berbagai program kemasyarakatan, termasuk dapur SPPG.

“Ini bukan sekadar mengalirkan energi listrik, tapi kami selalu memberikan kontribusi nyata dalam mendukung masa depan generasi Indonesia yang sehat dan cerdas,” kata dia.

Secara rinci, Iwan menyebut PLN UID S2JB melayani tiga provinsi yakni Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu. Daya sistem di wilayah ini kuat dan sangat cukup, di mana daya mampu pasok sebesar 4.324 MW dengan beban puncak 1.794,2 MW, sehingga cadangan daya sekitar 1.528,1 MW.

Di sisi lain, hingga September 2025, indikator pemerataan atau rasio elektrifikasi menunjukkan kemajuan, di mana RDB 99,62 persen dan RE PLN 97,87 persen.

Menurutnya, PLN terus memastikan kontinyuitas pasokan listrik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan terus melakukan improvement dan inovasi berbasis teknologi. Penggunaan teknologi SCADA pada jaringan distribusi listrik, memastikan pengoperasian dan manuver pasokan listrik secara remote dan real-time.

Dia menuturkan hal ini mampu memangkas waktu penormalan atau recovery time gangguan secara signifikan jika dibandingkan petugas harus melakukan perjalanan menyusuri sepanjang jaringan untuk melakukan manuver jaringan listrik.

Selain itu, digitalisasi proses bisnis PLN, khususnya yang berkaitan langsung dengan pelayanan pelanggan, seperti APKT, AP2T dan PLN Mobile mempercepat waktu penanganan dan kesiagaan layanan selama 24 jam penuh.

Iwan menyebut di wilayah S2JB hingga kini tercatat sudah ada 4.498.263 pelanggan. Rinciannya, Palembang 1.056.896 pelanggan, Lahat 568.186 pelanggan, Jambi 681.265 pelanggan, Muara Bungo 527.347 pelanggan, Bengkulu 684.557 pelanggan, Ogan ilir 541.402 pelanggan, dan Lubuklinggau 438.610 pelanggan.

“Di wilayah kita ini, kebutuhan harian listrik tertinggi dengan berpedoman pada beban puncak. Untuk S2JB sebesar 1.794 MW, dengan rincian Sumsel 1.150 MW, Jambi 465,3 MW, dan Bengkulu 213,9 MW,” kata dia.

Iwan menegaskan upaya pihaknya dalam memastikan listrik stabil yakni dengan kapasitas daya mampu pasok. Saat ini daya mampu pasok tercatat 4.324 MW sangat cukup dibandingkan beban puncak hanya di angka 1.794,2 MW.

Lalu penguatan jaringan lewat pembangunan JTM/JTR dan gardu (Lisdes ABT 2025) dan rencana on-grid untuk lokasi pesisir guna menghindari sistem terpisah. Selain itu juga dengan pemeliharaan periodik pada seluruh infrastruktur transmisi atau distribusi.

“Ada 57 gardu induk, 103 trafo (4.750 MVA) dan 500 penyulang sebagai backbone keandalan,” kata dia.

PLN terus meningkatkan keandalan jaringan penyulang dan gardu distribusi, salah satunya melalui pekerjaan pemeliharaan rutin yang dilakukan secara berkala. PLN juga menerjunkan pasukan khusus untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan dalam keadaan bertegangan (PDKB) untuk memastikan pasokan listrik pada daerah-daerah penting tidak terganggu meski pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan tetap dilakukan.

“PLN juga memiliki pasukan khusus untuk membersihkan jaringan dari penyebab gangguan, seperti layangan atau pohon. Dengan begini, kami ingin terus memastikan bahwa pasokan listrik ke pelanggan tak terganggu,” tukasnya.

PLN Jaga Keandalan Pasokan Listrik

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *