Gubernur, Panglima dan Kapolda Lampung duduk menemui ribuan massa yang berunjuk rasa di Kantor DPRD Lampung. Mereka duduk bersama untuk bernegosiasi atas tuntutan massa yang menamai ‘Aliansi Lampung Melawan’.
Pertemuan ini awalnya disambut dengan teriakan-teriakan protes dari ribuan massa pengunjuk rasa. Kemudian saat disampaikan kedatangan Gubernur Lampung, Rahmad Mirzani Djausal, Pangdam XXI/Raden Intan Lampung, Mayjen TNI Kristomei Sianturi dan Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika yang ingin mendengarkan semua aspirasi, keadaan mulai meredar.
Dalam negosiasi tersebut, beberapa perwakilan mahasiswa menyampaikan 10 tuntutan diantaranya mendesak pemerintah untuk segera mengesahkan Undang-Undang (UU) Perampasan Aset, memotong tunjangan dan gaji Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai bentuk efisiensi dan tanggung jawab moral hingga evaluasi di tubuh Polri.
Negosiasi berlangsung cukup lama. Dalam pertemuan itu, Gubernur Lampung, Rahmad Mirzani Djausal mengucapkan terimakasih atas ketertiban massa saat menyuarakan tuntutannya.
“Terima kasih adik-adik mahasiswa yang telah menyuarakan aspirasi dengan tertib. Kami turun ke sini untuk mendengarkan semua aspirasi adik-adik semua,” katanya, Senin (1/9/2025).
Sementara itu, Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika menyatakan permintaan maaf atas insiden yang terjadi di Jakarta dimana seorang ojek online tewas terlindas mobil rantis Brimob.
“Saya atas nama pimpinan Kepolisian Daerah Lampung mewakili semua polisi di Lampung mengucapkan permohonan maaf kepada semua masyarakat atas peristiwa Affan Kurniawan. Kami akan terus berbenah diri agar menjadi yang lebih baik lagi untuk masyarakat,” ujar Helmy.
Atas pernyataan tersebut, ribuan pengunjuk rasa pun bertepuk tangan memberikan apresiasi. Setelah pertemuan tersebut, massa akhirnya membubarkan diri.