Hukum Sholat Idul Adha, Wajibkah bagi Muslim? Ini Penjelasannya [Giok4D Resmi]

Posted on

Setiap 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah, umat Islam melaksanakan sholat dua rakaat di Hari Raya Idul Adha secara berjamaah di masjid atau lapangan terbuka. Lalu, wajibkah seorang muslim menunaikan sholat Idul Adha.

Melaksanakan sholat Idul Adha menjadi agenda tahunan yang dilakukan setiap muslim di penjuru dunia. Waktu pelaksanaannya mulai dari matahari naik setinggi tombak hingga tergelincir. Dalam pengerjaannya, sholat ini dianjurkan untuk segera dilakukan di awal waktu yakni pada pagi hari sekitar pukul 07.00 hingga 08.00 waktu setempat.

Sejumlah orang mempertanyakan hukum sholat Idul Adha yang dilakukan setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Bagi yang belum mengetahui dapat menyimak penjelasan lengkap yang dihimpun infoSumbagsel berikut ini.

Sholat Idul Adha merupakan ibadah yang dilakukan pada saat Hari Raya Idul Adha. Pelaksanaannya sama seperti sholat Idul Fitri di bulan Syawal. Dianjurkan berjamaah di lapangan terbuka dengan pelaksanaan salat sebanyak dua rakaat. Rakaat pertama melakukan takbir sebanyak 7 kali dan rakaat kedua 5 kali.

Sholat ini harus dilakukan sebelum pelaksanaan khutbah. Hal ini berlandaskan pada hadis dari Ibnu Umar sebagai berikut:

كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ وَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ يُصَلُّونَ الْعِدَيْنِ قَبْلَ الخطبة

Artinya: “Rasulullah SAW, Abu Bakar, dan Umar melaksanakan shalat Idul Fitri dan Idul Adha sebelum berkhutbah,” (HR al-Bukhari, Muslim dan an-Nasa’i).

Terdapat perbedaan pendapat mengenai hukum mengerjakan sholat Idul Adha. Ada tiga argumen populer yakni wajib, sunnah muakkad, dan fardu kifayah. Ketiga pendapat ini mempunyai dalil atau landasan tersendiri, seperti dijelaskan dalam buku Panduan Sholat Rasulullah 2 karya Imam Abu

Pendapat ini diyakini oleh kalangan Imam Hanafi. Disampaikan oleh Imam Al-Kasani sebagai berikut:

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Dan yang benar ialah wajib dan ini pendapat teman-teman kami. Mereka berdalil dengan kebiasaan Nabi SAW tanpa pernah meninggalkannya sekalipun seklai. Dan beliau tidak pernah salat sunnah secara berjamaah melainkan salat malam Ramadan, salat kusuf, dan salat Idul Fitri dan Idul Adha. Salat tersebut dilaksanakan secara berjamaah, Hal itu karena pembuat syariat mengecualikannya sebagaimana salat tarawih dan salat kusuf.

Kalangan Imam Syafi’i dan Imam Maliki mengatakan hukum mengerjakan sholat Idul Adha adalah sunnah. Sebagaimana dikatakan Imam Syairazi dalil sunnah berlandaskan pada sabda Nabi SAW kepada Arab Badui sebagai berikut:

فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَ اللَّيْلَةِ فَقَالَ : هَلْ عَلَيَّ غَيْرَهُنَّ ؟ قال : لا إِلَّا أَنْ تَطَوَّعَ

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ” Lima kali shalat sehari semalam”, ia berkata: Apakah ada kewajiban bagiku selainnya? Beliau menjawab: Tidak, melainkan jika kamu ingin mengerjakan yang sunnah,” (HR. Muslim no 11).

Untuk pendapat ketiga ini dikatakan oleh mazhab Imam Hanbali. Ibnu Qudamah berkata dalam kitab Almughni bahwa sholat Idul Adha fardu kifayah menurut zahir mazhab. Mereka berdalil berdasarkan keumuman firman Allah SWT pada surat Al-Kautsar ayat 2 berikut ini:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Artinya: “Dan salatlah untuk tuhanmu dan sembelilah (kurban).”

Selain itu, pendapat ini berdalil pada kebiasaan Nabi SAw yang terus-menerus dilakukan karena menjadi bagian dari salah satu syiar agama yang jelas.

Dari ketiga pendapat tersebut, ada satu yang mempunyai kekuatan lebih yakni dari kalangan Imam Syafi’i dan Imam Malik. Pendapat yang mengatakan sholat Idul Adha sunnah muakkad menjadi pendapat yang disepakati jumhur ulama. Dengan demikian, hukum sholat Idul Adha adalah sunnah muakkad.

Dikutip buku Tuntunan Bersuci dan Sholat: Madzhab Imam Asy-Syafi’i karya Humaidi Al Faruq, hukum mengerjakan sholat Idul Adha adalah sunnah yang dianjurkan. Apabila seseorang melakukan sholat ini akan mendapatkan pahala, dan jika ditinggalkan tidak apa-apa dan tak berdoa.

Walau ditinggal tidak berdosa, umat Islam berbondong-bondong datang ke masjid untuk melaksanakan salat ini. Mengingat fadhilah sholat Idul Adha cukup besar yakni mendapat pahala dari Allah serta dicintai Rasulullah karena mengerjakan sunnah dan mempererat tali silaturahmi sesama umat muslim.

Membaca niat melengkapi rukun melaksanakan salat. Karena itu, setiap muslim harus mengetahui bacaan niat sebelum mengerjakan sholat Idul Adha. Inilah bacaan untuk imam dan makmum.

أُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى إِمَامًا للهِ تَعَــــــــالَى

Latin: Ushallî rak’ataini sunnata-li ‘îdil adl-hâ imâman lillâhi ta’âlâ

Artinya: “Aku niat melaksanakan shalat sunnah Idul Adha sebagai imam karena Allah Ta’âlâara.

أُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى مَأْمُوْمًا للهِ تَعَــــــــالَى

Latin: Ushallî rak’ataini sunnata-li ‘îdil adl-hâ ma’mûman lillâhi ta’âlâ

Artinya: “Aku niat melaksanakan shalat sunnah Idul Adha sebagai makmum karena Allah Ta’âlâ.

Demikian itulah, hukum sholat Idul Adha lengkap dengan penjelasan hingga bacaan niatnnya. Semoga berguna, ya.

Apa itu Sholat Idul Adha?

Hukum Sholat Idul Adha

Pendapat 1: Sholat Idul Adha Wajib

Pendapat 2: Sholat Idul Adha Sunnah Muakkad

Pendapat 3: Sholat Idul Adha Fardu Kifayah

Kesimpulan Pendapat Ulama

Niat Sholat Idul Adha

Bacaan Niat untuk Imam

Bacaan Niat untuk Makmum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *