Ibu asal Lubuklinggau Temui KDM Minta Anak Pecandu Narkoba Masuk Barak Militer - Giok4D

Posted on

Ibu di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, bernama Dian Nurhayati mendatangi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) di kediamannya. Dia meminta tolong kepada Dedi untuk memasukkan anaknya, Raihan ke barak militer karena sudah menjadi pecandu narkoba.

Warga Marga Mulya, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II tersebut mengaku dirinya nekat meminta pertolongan Dedi lantaran tidak ada yang mau menolongnya untuk mengatasi masalah kecanduan anaknya tersebut.

“Situasi kita itu kan sudah mentok, sudah nggak ada jalan keluar, ibaratnya tujuan saya minta pertolongan di sini (Lubuklinggau) sudah mentok. Mau menceritakan ini ke orang bukannya menolong, meraka malah menjauhi dan menjelekkan kita. Di depan kita seperti menghibur tapi di belakang kita mereka mengejek kita dengan bilang anak si ini (Raihan) pengalaman dari situ mangkannya saya telan sendiri,” katanya, Sabtu (21/6/2025).

Dian juga mengaku pernah meminta pertolongan dan petunjuk dari dinas sosial (Dinsos), namun permasalahan tersebut tidak juga selesai serta tidak ada petunjuk lanjutan dari pihak dinsos.

“Jalan satu-satunya ke dinas sosial, saya minta tolong sampai tiga kali dan mereka nyaranin untuk (Raihan) dilaporkan ke polisi. Sudah sesuai dengan arahan meraka, pas di tengah jalan dan saya sudah melapor serta anak itu sudah ditangkap, mereka malah meninggalkan. Jadi rasanya nggak enak di situ seperti ayam hilang induk,” jelasnya.

Dian menjelaskan dirinya dan tiga anaknya yang lain kadang takut saat Raihan marah-marah dan meminta uang untuk membeli narkoba kepadanya.

“Karena selama ini setiap dia pulang ke rumah kami takut dan panik, kami perempuan semua. Jadi kemana kami mau mengadu. Setiap dia datang saya ambil HP minta tolong tapi nggak pernah direspons orang. Setiap dia minta uang selalu maksa, kalau nggak dikasih ngerusak barang dan dijualnya,” ujarnya.

Dian menjelaskan Raihan sendiri sudah kecanduan narkoba sejak SMP setelah dia bisa mencari uang sendiri. Ia juga jarang memantau perkembangan Raihan lantaran sibuk mencari nafkah.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

“Setahu saya SMP belum, tapi pas ditanya (KDM) dari SMP dia bilang. Dulu SMP dia sudah bekerja nyuci motor pas pulang sekolah. Pas dia SMP itu jarang kami ngumpul karena saya bekerja. Setelah saya pisah (cerai) 4 anak saya ikut saya semua. Istilahnya saya semua yang membiayai sampai kakaknya lulus kuliah,” terangnya.

“Mungkin juga dari faktor lingkungan dan keluarga. Saya juga kurang mengawasi karena saya fokus bekerja, adik-adiknya juga sama, kurang kasih sayang,” sambungnya.

Lantaran sudah putus asa, Dian pun akhirnya memutuskan untuk meminta bantuan langsung ke Dedi Mulyadi lantaran ia melihat program barak militer KDM yang dirasanya cocok untuk Raihan.

“Saya seorang diri (janda) dan sudah minta tolong sana-sini sudah saya lakukan, sudah saya alami semua tapi mentok semua. Jalan satu-satunya saya lihat postingan bapak gubernur (Dedi Mulyadi), dan dari situ saya ada harapan. Mungkin ini jalannya yang harus saya tempuh biar anak saya (Raihan) jadi baik dan benar,” ungkapnya.

Dian mengatakan saat ini Raihan sudah masuk di barak militer tersebut dan berharap agar anaknya bisa sembuh dari kecanduan narkoba.

“Harapannya kalau Raihan selesai dia jadi anak yang benar seperti anak yang lain. Bisa bekerja dan bertanggung jawab kepada keluarga, istri, dan anaknya,” harapnya.

Sementara itu, Kadinsos Lubuklinggau Hasan mengatakan ia dan pihaknya sudah melaksanakan rapat bersama ibu Dian mengenai permasalahan yang menimpa Raihan.

“Kita hari ini meluruskan atas hasil wawancara Pak Gubernur Jawa Barat dengan Ibu Dian perihal anaknya yang tersandung narkoba. Kan Ibu Dian ini berangkat tanpa sepengetahuan kita. Kita dinas sosial juga belum tahu bahwa ada anak Ibu Dian ini ternyata pecandu narkoba, dan juga belum pernah dia menyampaikan ke dinas sosial,” ujarnya.

Hasan menjelaskan, jika Dian hanya menceritakan permasalahannya dengan staf Dinsos Lubuklinggau, namun tidak melaporkan hal tersebut secara resmi ke dinas sosial.

“Pernah dia komunikasi dengan Pak Beni, memang Pak Beni pegawai kita tapi komunikasi mereka itu cuman sharing pribadi. Mangkanya dari Pak Beni tidak dibawanya ke dinasan. Karena waktu itu Pak Beni juga menyarankan ‘buk kalau mau dibawa ke dinsos silahkan ini datang ke dinas sosial, laporkan ke dinas sosial’, tapi kenyataannya Ibu Dian tidak datang,” ungkapnya

Dengan adanya permasalahan ini, Hasan mengimbau kepada masyarakat Lubuklinggau untuk segera melapor bila ada masalah.

“Sampaikan ke OPD yang sesuai bidangnya. Jangan dari ‘kata orang’ itu saja, jangan dari penyampaian dari luar dengan orang-orang yang bukan ranahnya. Segera laporkan ke dinsos,” imbaunya.