Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu memasuki hari ke-9. Lahan gambut yang terbakar hingga kini belum padam. Personel yang bertugas, termasuk perbantuan dari Manggala Agni Lahat masih mengupayakan lahan gambut itu padam.
“Karhutla di Mukomuko tidak meluas, masih tetap 25 hektare. Saat ini lahan yang terbakar sudah terlokalisir,” ujar Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan Ferdian Kristanto, Senin (2/6/2025).
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Menurutnya, pemadaman di lokasi itu cukup sulit karena objek yang terbakar berada di atas lahan gambut. Pemadaman tak hanya dilakukan dengan penyiraman saja, tapi juga dengan membasahi lahan.
“Iya karena di lahan gambut, jadi perlu dipadamkan sampai tuntas. Lahan yang terbakar harus dipastikan dalam gambutnya benar-benar jadi bubur. Kalau masih ada asap ngepul, berarti harus dibongkar bagian bawahnya terlebih dulu,” katanya.
Dari informasi awal, kata Ferdian, lahan yang terbakar itu milik warga dan tanah pemerintah desa. Pihaknya juga masih menelusuri kepemilikan lahan dan penyebab lokasi itu terbakar.
“Kawan-kawan di lapangan selain pemadaman saya minta juga mencari informasi akurat dari beberapa pihak. tidak satu sumber biar ada pembanding, namun sementara ini kawan-kawan fokus pemadaman,” terangnya.
“Kalau malam hari, selain istirahat dan evaluasi, kawan-kawan biasanya sambil bersosialisasi sambil mencari informasi ke masyarakat sekitar,” sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, Manggala Agni Sumatera Selatan diperbantukan untuk penanganan karhutla seluas 25 hektare di Bengkulu. Lahan di lokasi yang terbakar tersebut belum padam hingga sepekan terakhir.
“Karhutla di Mukomuko terinfo sekitar 25 hektare, penanganan awal oleh BPBD dan TNI/Polri. Hari ini kita memberangkatkan 1 regu dari Manggala Agni untuk perbantuan pemadaman ke Mukomuko, Bengkulu,” ujarnya, Sabtu (30/5/2025).
Dia menyebut, lahan yang terbakar sejak terjadi karhutla Minggu (25/5) lalu telah meluas hingga 25 hektare.
“Kami berangkatkan 1 regu dari Daops Lahat untuk membantu. 1 regu ada 15 orang yang berangkat,” katanya.
Selain personel, tim juga membawa mesin pompa, selang, nozzle, velbed, HT, drone untuk memantau dan perlengkapan lainnya. Wilayah yang terdampak karhutla itu disebutnya cukup jauh. “Sekitar 14-15 jam perjalanan,” tambahnya.