Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mencatat 144 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayahnya. Terdapat kabupaten yang masuk zona merah karena kejadian lebih dari 30 kali dan zona oranye di atas 15 kejadian.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
“Total ada 144 kejadian karhutla di Sumsel. Ogan Ilir termasuk dalam zona merah karena ada 62 kejadian di wilayah itu. Sementara zona oranye ada di Musi Banyusin dengan 23 kejadian,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman, Senin (4/8/2025).
Sudirman mengatakan jumlah kejadian itu terus meningkat karena sudah terjadi kemarau pada tahun ini. Dari data laporan harian itu, terlihat jika karhutla terjadi di 13 daerah di Sumsel.
Dia menyebut, daerah lain masuk dalam zona kuning karena kejadian karhutla berkisar 1-15 kejadian. Ke-11 daerah itu adalah OKI dan Muara Enim masing-masing 14 kejadian, Bayuasin 12 kejadian, dan PALI 5 kejadian.
“Prabumulih dan Mura masing-masing 2 kejadian. Lalu Empat Lawang, Palembang, Lahat, Lubuklinggau, dan Muratara, masing-masing 1 kejadian,” katanya.
Sementara untuk luasan karhutla yang terjadi di Sumsel, dia menyebut masih dihitung jumlahnya. Namun, luasan karhutla yang terjadi lebih dari 43,08 hektare.
Menurut Sudirman, mitigasi dan antisipasi terus dilakukan agar kejadian karhutla bisa diminimalisir. Pemantauan terhadap wilayah-wilayah rawan juga dilakukan monitoring secara harian oleh BPBD di daerah.
“Antisipasi Karhutla melalui pembasahan lahan di beberapa wilayah gambut dengan operasi modifikasi cuaca (OMC) juga sudah dilakukan dua kali pada 13-18 Juli dan periode kedua 29 Juli-2 Agustus,” katanya.
Sementara itu untuk titik hotspot, berdasarkan data Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), tercatat dari Januari hingga 3 Agustus 2025 terdeteksi 2.862 titik hotspot di Sumsel.