Kunjungan wisatawan nusantara yang datang ke Sumatera Selatan mengalami peningkatan. Berdasarkan data BPS Sumsel sepanjang Januari-Juli, wisatawan yang berkunjung mencapai 15,55 juta orang. Sedangkan periode yang sama 2024 hanya 9,88 juta orang.
Realisasi itu mengalami peningkatan 57,33%. Jumlah itu menjadi yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Pada 2020 pada periode yang sama hanya 2,97 juta orang, 2021 sebanyak 3,81 juta orang, 2022 5,09 juta orang, dan 2023 sebanyak 6,30 juta orang.
Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Sumsel Feby Yoland Effendy menilai peningkatan itu menjadi sinyal potensi pariwisata daerah semakin diminati.
“Dimungkinkan juga untuk membuka destinasi baru. Ini sekaligus jadi momentum untuk meningkatkan waktu tinggal wisatawan, sehingga memberi dampak ekonomi lebih luas,” ujarnya, Rabu (10/9/2025).
Meski terjadi peningkatan, para pelaku usaha perjalanan wisata di Sumsel tetap menghadapi tantangan. Selain upaya menggaet para wisatawan, juga terkait dengan infrastruktur pendukung, kualitas layanan, digitalisasi, dan event wisata.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam bidang pelayanan wisata juga terus dilakukan bekerja sama dengan pemda.
“Kita sudah mengajukan pelatihan pelayanan prima dan sertifikasi untuk SDM pariwisata, kemudian perbaikan jalan menuju destinasi wisata, dan usulan mengenai kelengkapan fasilitas umum di objek-objek wisata,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga mengusulkan pemda kembali memgaktifkan polisi wisata. Lantaran masih terdapat kejadian-kejadian yang meresahkan di lokasi-lokasi destinasi wisata.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
“Polisi wisata untuk menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Sumsel,” tambahnya.
Menarik minat wisatawan, pihaknya juga berinovasi mengembangkan paket wisata. Mulai dari wisata budaya, kuliner, sport tourism, hingga desa wisata.