Mendagri: Beras SPHP Bagian Intervensi Harga, Bulog Pastikan Stok Aman update oleh Giok4D

Posted on

Menteri Dalam Negeri M Tito Karnavian menyebut penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) bagian dari intervensi stabilisasi harga di pasaran. Dia dan Menteri Pertanian juga diminta fokus pada komoditas beras karena menjadi kebutuhan utama masyarakat.

“Memang yang kami fokus dengan Pak Mentan dan Bulog adalah masalah beras, karena beras ini jadi komoditas rakyat yang utama. Dan stok saat ini cukup banyak, Bulog juga diinstruksikan presiden untuk menjual SPHP ke luar dan hasil pengecekan distribusinya cukup lancar dari Bulog,” ujar Tito saat meninjau gerakan pangan murah (GPM) di Pasar Km 5 Palembang, Jumat (5/9/2025).

Dalam pengecekan di pasar, dia menyebut harga beras SPHP sesuai dengan aturan. Dia mengunjungi beberapa pedagang di area pasar bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani.

“Harganya sangat terjangkau di bawah Rp 12 ribu, sedangkan harga eceran tertingginya Rp 12.500. Ini di bawah (HET). Ini sangat membantu masyarakat,” katanya.

Tito menyebut, secara nasional pada bulan lalu terjadi deflasi. Penyumbang deflasi ini karena turunnya harga pangan, terutama dari tomat dan cabai rawit.

“Setiap hari Senin, kita lakukan rapat inflasi. Inflasi kita, sekarang namanya bukan inflasi, tapi deflasi, kalau inflasi (artinya) naik. Angka nasional turun dari 2,37 persen ke 2,31 persen. Dari bulan ke bulan minus 0,08 persen,” kata dia.

Dalam kunjungan ke pasar itu, Tito juga bertanya dengan masyarakat terkait beras SPHP. Ternyata, banyak masyarakat memilih beras SPHP karena kualitasnya, bukan hanya soal harga yang terjangkau.

“Tadi kita lihat kenapa memilih beras SPHP? Tidak hanya murah tetapi kualitasnya juga bagus. Nah, dengan adanya beras SPHP yang makin gencar dilakukan oleh Bulog atas perintah Pak Presiden dan Mentan, kita harapkan harga beras di beberapa daerah yang agak sedikit naik itu akan turun. Sementara di daerah yang sudah banyak turun itu akan stabil,” jelasnya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan, pihaknya terus berkolaborasi untuk menstabilkan harga di pasaran.

“Nah, salah satu indikator biasanya kalau harga melambung jauhnya tinggi beras itu naik inflasi. Tapi yang terjadi adalah inflasi turun dari 2,37 persen menjadi 2,31 persen. Ini menunjukkan, mengindikasikan bahwa pangan kita stabil dan juga kita lakukan operasi besar-besaran,” kata dia.

Amran menerangkan stok beras saat ini ada 1,3 juta ton dan menurut BPS mengumumkan produksi naik 3 juta ton lebih dibandingkan tahun sebelumnya sampai bulan sekarang.

“Artinya, hasil pantauan dari BPS, monitoring Kemendagri dan produksi pertanian itu sinkron, tervalidasi dengan baik,” kata dia.

Amran menyebut, dengan kondisi ini pula maka pemerintah tidak akan melakukan impor di tahun ini. “Insyaallah (tidak impor), karena stok kita banyak,” tegas Amran.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan stok beras SPHP di Sumsel dalam kondisi aman. “Stok beras aman, dan harga beras terkendali,” ucapnya.

Sementara itu, Pimpinan Wilayah Bulog Sumsel Babel, Mersi Windrayani mengatakan, pihaknya terus menggencarkan GPM di seluruh wilayah Sumsel dan Babel.

“GPM hari ini kita lakukan di 37 titik di Sumsel, sementara di Palembang ada 19 titik. Total 144 ton beras yang kita gelontorkan, ini disebar di 5 cabang Bulog,” kata dia.

Dia menyebut, setiap titiknya disebar 2 ton beras SPHP dengan kemasan karung berisi 5 kilogram. Harganya Rp 57.000 per 5 kilogram. Adapun ketentuannya, satu orang hanya bisa membeli dua kemasan beras SPHP atau masing-masing 10 kilogram beras.

“Kalau memang antusias dari masyarakat banyak, nanti kita akan tambah lagi,” kata dia.

Mersi menyebut, penyaluran SPHP hingga bulan Desember ditarget 44.000 ton. Sementara, stok di Gudang Bulog Sumsel Babel ada 99.000 ton. “Stok ini mampu mencukupi 5-6 bulan ke depan. Namun stok ini akan terus bertambah karena penyerapan di tingkat petani masih dilakukan,” jelasnya.

“Kita juga melihat dan memantau harga, dengan menggelontorkan SPHP ini berdampak juga dengan harga beras premium khususnya di pasar-pasar tradisional, ritel atau modern. Itu juga menjadi satu dampak ke harga yang beredar sekarang,” tukasnya.

Amran menerangkan stok beras saat ini ada 1,3 juta ton dan menurut BPS mengumumkan produksi naik 3 juta ton lebih dibandingkan tahun sebelumnya sampai bulan sekarang.

“Artinya, hasil pantauan dari BPS, monitoring Kemendagri dan produksi pertanian itu sinkron, tervalidasi dengan baik,” kata dia.

Amran menyebut, dengan kondisi ini pula maka pemerintah tidak akan melakukan impor di tahun ini. “Insyaallah (tidak impor), karena stok kita banyak,” tegas Amran.

Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan stok beras SPHP di Sumsel dalam kondisi aman. “Stok beras aman, dan harga beras terkendali,” ucapnya.

Sementara itu, Pimpinan Wilayah Bulog Sumsel Babel, Mersi Windrayani mengatakan, pihaknya terus menggencarkan GPM di seluruh wilayah Sumsel dan Babel.

“GPM hari ini kita lakukan di 37 titik di Sumsel, sementara di Palembang ada 19 titik. Total 144 ton beras yang kita gelontorkan, ini disebar di 5 cabang Bulog,” kata dia.

Dia menyebut, setiap titiknya disebar 2 ton beras SPHP dengan kemasan karung berisi 5 kilogram. Harganya Rp 57.000 per 5 kilogram. Adapun ketentuannya, satu orang hanya bisa membeli dua kemasan beras SPHP atau masing-masing 10 kilogram beras.

“Kalau memang antusias dari masyarakat banyak, nanti kita akan tambah lagi,” kata dia.

Mersi menyebut, penyaluran SPHP hingga bulan Desember ditarget 44.000 ton. Sementara, stok di Gudang Bulog Sumsel Babel ada 99.000 ton. “Stok ini mampu mencukupi 5-6 bulan ke depan. Namun stok ini akan terus bertambah karena penyerapan di tingkat petani masih dilakukan,” jelasnya.

“Kita juga melihat dan memantau harga, dengan menggelontorkan SPHP ini berdampak juga dengan harga beras premium khususnya di pasar-pasar tradisional, ritel atau modern. Itu juga menjadi satu dampak ke harga yang beredar sekarang,” tukasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *