Muba Apel Siaga Karhutla, Bupati Optimistis Tekan Angka Kebakaran Lahan

Posted on

Apel Kesiapsiagaan personel dan peralatan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Musi Banyuasin (Muba), dilakukan Selasa (10/6/2025). Apel itu sebagai upaya memperkuat kesiapan dalam menghadapi musim kemarau tahun dan potensi ancaman karhutla tahun ini.

Seluruh pihak, baik pemda, TNI-Polri, BPBD, perusahaan, dan masyarakat harus memiliki komitmen dan tanggung jawab penuh untuk mencegah terjadinya kebakaran yang lebih luas. Jangan sampai seperti yang terjadi pada 2024 dengan luas kebakaran mencapai 4.036 hektare atau menyumbang 26% dari total karhutla di Sumsel.

“Kita berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk menekan angka kebakaran sekecil mungkin, bahkan jika mungkin, hingga nol kejadian,” ujar Bupati Muba M Toha Tohet.

Dia menyampaikan 7 arahan strategis yang harus menjadi perhatian dan ditindaklanjuti serius. Pertama mengenai sinkronisasi satgas provinsi dan kabupaten, mengingat asap dari kebakaran bisa berdampak hingga ke daerah lain bahkan lintas provinsi.

Kemudian pembagian tugas pengendalian, seluruh stakeholder dari tingkat provinsi, kabupaten, hingga kecamatan diminta terlibat aktif. Penegakan sanksi tegas juga diingatkan terhadap pelaku pembukaan lahan dengan cara membakar.

“Termasuk pembakaran pasca panen yang masih banyak dilakukan petani. Penegakan hukum ini menjadi bagian penting dari pencegahan dini,” terangnya.

Lalu, optimalisasi alat pertanian, alat produksi pertanian yang sudah ada di kelompok tani diharapkan bisa dimanfaatkan secara optimal untuk membantu pemadaman kebakaran kecil di awal kejadian sebelum api meluas.

Untuk penguatan regu pemadam perusahaan, bupati menekankan agar perusahaan perkebunan dan hutan tanaman industri memperkuat sarana, prasarana, serta personel di wilayah operasional masing-masing.

Pengaktifan posko kebakaran, baik yang dikelola perusahaan maupun kelompok masyarakat, dan kelompok tani peduli api diminta segera diaktifkan. Keberadaan posko ini menjadi titik penting pemantauan dan respon cepat.

Dia juga meminta pemanfaatan dana desa untuk pengendalian karhutla. Baik dalam pengadaan peralatan maupun mendukung operasional di lapangan. Program satu desa satu pompa juga direncanakan sebagai bentuk kesiapsiagaan di tingkat lokal.

“Karhutbunlah bukan hanya ancaman lokal, tetapi juga berdampak global. Perlu komitmen, kerja keras, dan keseriusan semua elemen agar bencana ini tidak terulang lagi,” katanya.