Antisipasi terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada kemarau tahun ini dilakukan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, dengan menggelar apel kesiapsiagaan pasukan, peralatan, dan perlengkapan.
Apel ini merupakan tindak lanjut dari SK Bupati OKI yang menetapkan status siaga darurat bencana asap akibat karhutla sejak Mei hingga Desember 2025. Apel diikuti pemerintah daerah, TNI, Polri, regu penanggulangan kebakaran (RPK) perusahaan, lembaga kemitraan, serta perwakilan asosiasi sektor kehutanan dan perkebunan seperti APHI dan GAPKI.
Untuk memastikan kesiapan personel di lapangan, seluruh perlengkapan, peralatan dan fasilitas pendukung diperiksa hingga tahap penggunaan untuk memastikan dalam kondisi siap tempur.
Bupati OKI Muchendi Mahzareki mengatakan perlunya deteksi dini dan patroli rutin di wilayah rawan, terutama daerah gambut di sekitar perkebunan. Juga penguatan koordinasi lintas sektor tanpa ego sektoral, agar penanggulangan karhutla dapat dilakukan bersama dan menyeluruh.
Dia juga menginstruksikan agar posko siaga karhutla diaktifkan 24 jam dengan personel terlatih, peralatan memadai, dan sistem pelaporan cepat.
“Keterlibatan masyarakat, tokoh adat, serta kelompok peduli api sangat penting dalam upaya pencegahan,” ujar Muchendi.
Dalam paparannya, Muchendi juga menekankan pentingnya penegakan hukum bagi pelaku pembakaran.
“Perusahaan perkebunan diwajibkan menyediakan sarana dan prasarana pemadam kebakaran sesuai regulasi. Para camat dan kepala desa diminta mensosialisasikan larangan pembakaran hutan dan lahan, membentuk satgas siaga hingga ke tingkat desa, serta melaporkan secara cepat jika terjadi indikasi kebakaran,” katanya.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) mitra APP Group yang beroperasi di wilayah OKI seperti PT Sebangun Bumi Andalas (SBA) Wood Industries, PT Bumi Mekar Hijau, dan PT Bumi Andalas Permai juga aktif ambil bagian.
Ketiganya menghadirkan RPK terlatih yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat (TRC), lengkap dengan perlengkapan pemadam kebakaran dan kendaraan patroli darat.
“Di pusat komando karhutla Mitra APP Group di OKI, yakni Firebase Sungai Baung, kami menyiagakan tiga unit helikopter multifungsi yang digunakan untuk water bombing, patroli udara, serta mobilisasi personel dan logistik,” ujar Panji Bintoro, Fire Operation Management Head PT Bumi Andalas Permai.
Panji menambahkan bahwa Firebase Sungai Baung dilengkapi Situation Room sebagai pusat komando pengendalian kebakaran hutan dan lahan, yang beroperasi 24 jam. Fasilitas ini memanfaatkan citra satelit dan data dari Automatic Weather Station (AWS) untuk memantau titik panas dan tingkat potensi bahaya kebakaran melalui sistem Fire Danger Rating System (FDRS).
“Kami menerapkan strategi Integrated Fire Management (IFM) yang berbasis pada empat pilar utama yakni pencegahan, kesiapan, deteksi dini, dan respons cepat. Saat ini, di wilayah kerja perusahaan kami telah disiagakan 600 personel RPK dan 347 relawan masyarakat peduli api (MPA),” jelas Panji.
Ia menegaskan bahwa keikutsertaan aktif perusahaan dalam apel siaga ini mencerminkan komitmen untuk menjaga kelestarian hutan dari ancaman kebakaran.
“Ini adalah bagian dari tanggung jawab bersama untuk mencegah karhutla dan melindungi masyarakat serta lingkungan,” pungkasnya.