Pantau Kesehatan, Jemaah Haji Diminta Isi Data SSHP-Karantina 21 Hari

Posted on

Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Kelas I Palembang Emmilya Rossa meminta seluruh jemaah haji yang tiba di Tanah Air untuk mengisi data Satu Sehat Health Pass (SSHP). Mereka juga diminta karantina selama 21 hari.

Pengisian data itu baru diberlakukan untuk para jemaah haji yang kembali pada tahun. Tujuannya untuk memantau kesehatan mereka.

“Tahun ini Bidang Kesehatan Debarkasi Palembang meminta seluruh jemaah haji untuk dapat mengisi data SSHP melalui link https://sshp.kemkes.go.id. Aplikasi ini memang diperuntukkan bagi pelaku perjalanan luar negeri, namun untuk jemaah haji Embarkasi/Debarkasi Palembang baru diberlakukan tahun ini,” ujarnya, Minggu (15/6/2025).

Pengisian data itu merupakan upaya preventif terhadap penyakit menular usai bepergian dari luar negeri. Bagi jemaah lansia atau mereka yang kesulitan menggunakan gadget, pengisian data dapat dibantu oleh pendamping ataupun ketua regu.

Selain itu, para jemaah haji juga diminta melakukan karantina mandiri setibanya di rumah mereka. Para jemaah yang mengeluh sakit seperti demam, sesak napas dan sebagainya, juga diminta memeriksakan diri.

“Kami mengimbau jemaah haji yang baru pulang agar melakukan karantina mandiri selama 21 hari ke depan. Apabila ada keluhan demam, batuk, pilek, atau sesak napas, silahkan mendatangi fasilitas kesehatan terdekat,” ujarnya.

Sebelumnya, Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Sumsel Abdul Qudus mengatakan para jemaah yang akan tiba nanti akan menjalani pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari prosedur untuk memastikan kondisi mereka baik.

“Ini juga bagian upaya mencegah penularan penyakit yang masuk. Tak hanya peipaya pencegahan COVID-19, tapi juga penyakit menular lainnya dari luar,” katanya.

Diungkapkan Qudus, proses pemeriksaan kesehatan akan dilakukan sebelum para jemaah haji turun dari pesawat. Tim kesehatan dari Balai Kekarantinaan Kesehatan yang akan memastikan dan memantau tak ada penyakit menular dari para jemaah haji.

“Skrining suhu tubuh akan dilakukan di atas pesawat. Jika ditemukan gejala atau ada yang sakit lewat pengecekan tertentu, akan ditindaklanjuti balai kekarantinaan di bandara,” katanya.

Mereka yang bergejala COVID-19 juga akan langsung ditangani dengan antigen.

“Iya jika dalam skrining suhunya tinggi dan ada gejala lain-lain mengarah ke COVID maka akan langsung diantigen. Jika sakit akan dirujuk ke RS dan itu masih jadi tanggung jawab kita. Tapi, jika tidak merasakan sakit bisa isolasi mandiri,” katanya.

“Standar untuk pelaku perjalanan keluar negeri sudah ada di balai kekarantinaan. Tapi jika semuanya normal, para jemaah akan langsung menuju bagian imigrasi dan langsung ke Asrama Haji,” sambungnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *