Pemerintah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makan bergizi gratis (MBG) yang mengakibatkan 173 siswa mengalami keracunan. Saat ini, MBG di PALI masih disetop sementara.
“Kami masih menunggu hasil laboratorium. Untuk hasil laboratorium, dua hingga tiga hari akan keluar. Sebab ada lima indikator yang dicek,” kata Bupati PALI Asgianto, Jumat (16/5/2025).
Jika hasil laboratorium keluar, kata Asgianto, maka tahu apakah yang harus dilakukan dan nantinya akan ada sanksi terkait hal tersebut.
“Keracunan ini pasti dari makanan tapi kita tidak bisa menduga-duga. Apabila hasil laboratorium sudah keluar maka akan ada sanksi tegas berupa pemecatan dan vendor lama tidak perlu dipakai lagi ganti vendor baru,” tegasnya.
Asgianto menyebut ratusan siswa yang mengalami keracunan tersebut bukan salah dari BGN, tetapi pelaku usaha atau vendor. Pihak ketiga ini, kata Asgianto, tidak pernah report ke pemerintah kabupaten ketika ada kesalahan semuanya kembali ke pemkab.
“Kita report ke BGNnya, selama ini pemkab tidak dilibatkan dan tidak tahu. Yang salah bukan BGN tapi pelaku usaha (vendor) yang tidak pernah report ke pemkab, kita berikan sanksi ini ke pihak ketiga yang sudah lalai ini jika hasil labolatorium sudah keluar,” ujarnya.
Asgianto pun berharap dari kejadian ini, pihaknya ke depan ingin vendor ini punya sertifikat kebersihan (higenis), agar tidak terulang lagi kejadian serupa.
“Sanski tegas kita berikan berupa pecat, dan tidak boleh lagi, dan ganti vendor lain karena yang bersangkutan sudah dianggap gagal. Ganti vendor titik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hidayana mengatakan untuk keracunan di PALI saat ini MBG nya masih ditutup karena harus di evaluasi dan menunggu hasil laboratorium.
“Diharapkan vendor dapat menjaga standar operating prosedurnya dengan memilih bahan baku yang baik dan pemasakan lebih singkat serta delivery tepat waktu,” ujarnya.