Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang memfokuskan penataan daerah aliran sungai (DAS) untuk mengatasi permasalahan banjir di Palembang. Untuk penataan itu, dibutuhkan dana sekitar Rp 800 miliar.
“Untuk mengatasi banjir ini akan difokuskan pada penataan Daerah Aliran Sungai (DAS), terutama Sub-DAS Sungai Bendung, yang menjadi titik krusial dalam pengendalian banjir kota,” kata Wali Kota Palembang Ratu Dewa.
Menurut Dewa, banjir di Palembang sebagian besar terkonsentrasi di sekitar DAS Bendung. Mulai Juli hingga Agustus, akan dimulai penataan dan pelebaran aliran sungai yang selama ini mengalami penyempitan dan sedimentasi.
“Untuk penangganan banjir ini
akan dibagi dalam tiga tahap, dimulai dengan penyelesaian persoalan sosial seperti rumah yang menjorok ke aliran sungai, serta utilitas seperti jaringan PDAM dan PLN,” katanya.
Dewa menjelaskan mega proyek ini akan didanai secara bertahap, dengan total nilai investasi mencapai lebih dari Rp 800 miliar, termasuk dukungan dari APBN dan pinjaman World Bank (loan).
“Kita ingin kota ini bebas banjir, tapi itu perlu kerja sama semua pihak. Pemerintah serius, sekarang giliran masyarakat juga ikut mendukung,” ungkapnya.
Kata Dewa, jika proyek ini berjalan sesuai rencana, maka pada 2026 Palembang diharapkan bisa menikmati hasil nyata dari penanganan banjir yang komprehensif dan berkelanjutan.
Kepala BBWSS VIII, Feriyanto Pawenrusi mengatakan terdapat 19 Sub-DAS di Palembang, tetapi yang paling berpengaruh terhadap banjir adalah empat yaitu, Sungai Bendung, Sekanak, Lambidaro, dan Sungai Buah.
“Kami saat ini fokus di Sub-DAS Bendung karena membelah jantung kota. Sebelumnya kita sudah melakukan pengerjaan di Sekanak-Lambidaro dan sudah dibangun lebih dari 13 km dari target 27 km. Kami berharap dukungan semua pihak, termasuk masyarakat, karena masih ada banyak tantangan sosial seperti rumah yang berdiri di atas jalur inspeksi sungai,” jelas Feriyanto.
Sementara itu, Kepala Bappeda Litbang Palembang, Korlena menambahkan bahwa tahap awal proyek akan digelontorkan dana sebesar Rp38 miliar melalui APBN murni, dengan target pengerjaan sepanjang 5,4 kilometer di kawasan Sungai Bendung.
“Untuk mendukung pengajuan dana loan dari World Bank, saat ini kita sedang fokus pada pemenuhan persyaratan teknis dan sosial. Ini termasuk pendataan lahan dan relokasi jika diperlukan,” ujar Korlena.
Selain itu, akan dilakukan normalisasi sungai, pelebaran drainase, pembenahan jembatan penyempit aliran, hingga pemasangan pompa air tambahan sebagai bagian dari strategi pengendalian banjir yang menyeluruh.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.