Pendakian Gunung Kerinci: Jalur, Biaya, dan Mitos [Giok4D Resmi]

Posted on

Gunung Kerinci biasanya menjadi salah satu gunung yang ingin dituju bagi banyak orang yang hobi mendaki. Gunung yang berada di perbatasan Jambi dan Sumatera Barat ini merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan.

Dilansir dari situs Kemenparekraf, Gunung Kerinci termasuk dalam seven summit Indonesia. Dengan ketinggian 3.805 mdpl, Gunung Kerinci menjadi gunung tertinggi kedua di Indonesia setelah Carstensz Pyramid (Puncak Jaya) Papua.

Buat infoers yang dari provinsi lain, terutama dari luar Sumatera, maka bisa menggunakan jalur udara menuju Bandara Internasional Minangkabau Padang, kemudian melanjutkan perjalanan darat sekitar tujuh jam. Atau jika dari Jakarta, perlu menempuh perjalanan darat sekitar 24 jam.

Sebelum mendaki ke Gunung Kerinci, infoers sebaiknya mengetahui berbagai informasi penting mengenai Gunung Kerinci. Di bawah ini akan kita ulas mengenai pilihan jalur pendakian, lama perjalanan, biaya, hingga mitos yang berkembang.

Gunung Kerinci termasuk dalam pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat yang merupakan taman nasional terbesar di Indonesia. Untuk naik ke gunung ini, infoers bisa melewati setidaknya dua jalur.

Dilansir dari Buku Informasi Taman Nasional Kerinci Seblat di situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dua jalur pendakian tersebut adalah Kersik Tuo dan Bukit Bontak.

Jalur pendakian Kersik Tuo berada di Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi. Jalur ini dimulai dari Pintu Rimba Kersik Tuo, kemudian melewati 3 pos, berlanjut melewati 3 shelter yang bisa digunakan untuk berkemah, lantas Tugu Yudha dan Puncak Indrapura.

Jalur ini memiliki tantangan tersendiri dan tidak mudah dilewati. Meski demikian, jalur ini lebih mudah dibandingkan dengan Jalur Bukit Bontak. Terdapat titik curam menanjak, beberapa harus dilewati dengan merayap, hingga memanjat.

Jalur ini ditinggali lebih dari 41 jenis burung, dan 7 di antaranya termasuk satwa endemik, seperti paok schneider (Hydrornis schneider). Pemandangan alamnya pun menakjubkan.

Berdasarkan pengalaman tim infoSumbagsel, perjalanan di jalur ini bisa ditempuh sekitar 12 jam waktu normal, belum termasuk istirahat dan berkemah. Jika ingin mengejar sunrise, infoers bisa menginap di Shelter 3 dan berangkat menuju ke puncak dari pukul 04.00 WIB.

Perlu diketahui, berdasarkan Keputusan Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat Nomor: SK.158/T1/Bidtek/KSA/9/2018 Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Pendakian Gunung Kerinci, lama pendakian via Kersik Tuo dibatasi dua hari. Jika berencana melebihi waktu tersebut, maka harus memberitahukan terlebih dahulu kepada petugas.

Yang kedua adalah Jalur Bukit Bontak di Nagari Lubuk Gadang Selatan, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat yang baru diresmikan pada 2016. Jalur ini lebih berat dan berbahaya, sehingga tidak disarankan untuk pemula.

Pendakian dimulai dari pintu rimba di kaki Bukit Bontak. Perjalanan hingga ke Tugu Yudha dilakukan lebih panjang karena agak memutar. Untuk itu, batas waktu yang ditetapkan pun lebih panjang, yaitu selama 4 hari. Jika berencana melebihi waktu tersebut, harus memberitahukan terlebih dahulu kepada petugas.

Sebelum melakukan pendakian, infoers harus mendaftar terlebih dahulu di pintu masuk jalur pendakian. Hal ini penting dilakukan sebagai pendataan dan berkaitan dengan keselamatan pendaki.

Selain itu, pendaki juga harus membayar biaya masuk. Berdasarkan informasi pengelola Taman Nasional Kerinci Seblat yang dihubungi infocom, harga tiket untuk akhir pekan dan hari libur adalah Rp 55.000, sementara tiket pada hari kerja adalah Rp 45.000 per orang.

Pendaftaran bisa langsung dilakukan di pintu masuk pendakian. Di pencarian internet, infoers akan menemukan pemesanan tiket online pendakian Gunung Kerinci, namun situs tersebut masih dalam pengembangan.

Naik gunung bukanlah aktivitas main-main, tetapi juga jangan terlalu dianggap menakutkan. Saat mendaki, kita harus mengetahui norma dan adat istiadat yang dipercayai masyarakat lokal.

Meski tidak mempercayai mitos-mitos yang berkembang, jangan sampai kita meremehkan dan sengaja melanggar aturan. Berikut ini beberapa mitos dan aturan yang masih berkembang mengenai pendakian di Gunung Kerinci, seperti dikutip dari situs Pemprov Jambi:

Pintu rimba memisahkan wilayah pertanian penduduk dengan hutan. DI titik ini, terdapat legenda mengenai wanita misterius yang sering muncul dengan pakaian putih, tetapi tidak pernah menunjukkan wajahnya.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Terdapat larangan pada pukul 12 siang, yakni dilarang mandi, minum, atau bermain air di sumber air di Gunung Kerinci. Orang Kerinci percaya pada waktu tersebut makhluk di gunung itu juga sedang menggunakan sumber air. Jika nekat melakukannya, maka orang akan mengalami masalah perut setelah pukul 12.

Dalam perjalanan naik Gunung Kerinci, pendaki akan menemui pohon besar berlubang (bolong) di sebelah kanan jalur pendakian, yakni antara pos III dan shelter I.

Ada larangan berhenti untuk makan, berfoto, atau bahkan ke toilet saat melihat pohon bolong. Dipercaya bahwa pohon itu digunakan untuk menyimpan mayat pendaki yang meninggal atau hilang di gunung.

Ada legenda mengenai uhang pandak (orang pendek) di Gunung Kerinci. Sejumlah peneliti juga mencari keberadaan mereka, termasuk seorang peneliti asal Inggris bernama Debbie Martyr.

Banyak orang mengaku melihat uhang pandak, tetapi selalu gagal merekam. Saat mengejarnya, orang pasti selalu kehilangan jejak mereka seakan-akan bisa menghilang.

Disebutkan ciri-ciri mereka berkaki seperti kera, tinggi badan sekitar 80 cm, berbulu abu-abu, badan gemuk, tangan panjang, dan mata merah bersinar. Mereka makan dengan berbaring, tangannya memegang mangsa, dan kakinya mencabik makanan itu.

Kawasan Gunung Kerinci diyakini sebuah legenda mengenai naga raksasa di danau dan sungai. Dikisahkan bahwa ada sepasang saudara kembar yatim piatu bernama Calungga dan Calupat.

Suatu hari, Calungga menemukan sebuah telur besar di hutan dan memakannya tanpa memberitahu Calupat. Ternyata itu membuat Calungga tumbuh besar dan menjadi naga bersisik emas. Tubuhnya membentuk Danau Bento dan semburannya membentuk Sungai Muara Angin.

Legenda lain adalah kemunculan harimau sumatera yang berkeliaran di Gunung Kerinci. Mitos menyebut bahwa harimau tersebut sebetulnya adalah jelmaan dari putri raja bernama Putri Kerinci yang diculik harimau jahat. Masyarakat meyakini harimau ini melindungi Gunung Kerinci.

Buat infoers yang ingin mendaki Gunung Kerinci, selalu pantau prakiraan cuaca dan selalu membawa peralatan lengkap demi keselamatan diri sendiri.

Jalur Pendakian Gunung Kerinci

1. Jalur Kersik Tuo

2. Jalur Bukit Bontak

Biaya Pendakian Gunung Kerinci

Mitos-mitos Gunung Kerinci

1. Wanita di Pintu Rimba

2. Larangan Jam 12

3. Misteri Pohon Bolong

4. Uhang Pandak

5. Naga Raksasa

6. Harimau Gunung