Masjid Ki Marogan yang berdiri sejak 1871 di tepi Sungai Musi kini telah menjadi destinasi wisata religi yang menarik perhatian wisatawan domestik hingga mancanegara. Rencananya, akan ada haul akbar di masjid tersebut pada 5-11 Januari 2026 mendatang.
Ketua Masjid Ki Marogan Ismail, menjelaskan masjid Ki Marogan ini didirikan pada 1871 oleh seorang ulama bernama Mgs Haji Abdul Hamid bin Mahmud, yang kini dikenal dengan sebutan Kiai Marogan.
“Masjid Ki Marogan ini dibangun pada tahun 1871. Didirikan oleh seorang ulama yang bernama Kiai Masagus Abdul Hamid bin Mahmud. Beliau ini adalah seorang ulama yang menyebarkan agama Islam pada abad 18-an,” ujarnya.
Kini Masjid Ki Marogan tak hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga telah menjadi destinasi wisata religi yang ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara.
“Kalau orang-orang yang berkunjung ini, banyak. Kemarin ada orang dari Malaysia, Negeri Sembilan. Ada itu sekitar 30 orang. Pernah ada yang dari Perancis, ada yang dari Maroko. Kemarin dari Kalimantan ada, ada sekitar 50 orang,” tambahnya.
Kata Ismail, banyak pengunjung yang menemukan koneksi historis dengan Kiai Marogan.
“Pernah nemu-nemuin yang kaget. Misalnya, ada adik-adik ini, dari nenek datuknya kaget ada bersambung atau berkawan dengan ini. Dari Malaysia, dulu ada yang datuknya itu berguru ke Kiai Marogan,” ungkapnya.
Menariknya, masjid ini pada awalnya tidak bernama Marogan, melainkan Masjid Masagus Haji Abdul Hamid, sesui nama pendirinya.
“Sebenarnya memang waktu awal-awal itu beliau membangun itu bukannya Masjid Ki Marogan. Memang itu adalah Masjid Masagus Haji Abdul Hamid,” ujarnya.
Masjid ini juga menjadi tempat ziarah spiritual bagi banyak orang. Di samping masjid terdapat makam Kiai Marogan yang sering dikunjungi peziarah untuk bertawasul. Dia berharap agar pemerintah memberikan perhatian lebih untuk pelestarian masjid bersejarah ini.
“Kalau dulu ada bantuan, tapi sekarang ini belum. Kalau bisa memang untuk di masjid-masjid tua di Palembang ini, kita minta semoga perhatian dari pemerintahnya untuk menjaga melestarikan dari sejarah yang dibangun oleh orang-orang soleh,” ungkapnya.
“Bukan untuk merubah yang udah dibangun, Kalau bisa, kita mulai dengan rehab, kita bentuk dengan seperti itu juga,” sambungnya.
Apalagi, kata dia, dalam waktu dekat akan ada Haul Akbar Kiai Marogan yang merupakan sebuah acara tahunan untuk memperingati wafatnya salah satu ulama besar penyebar agam Islam di Kota Palembang.
Haul akbar ini diadakan pada tanggal 5-11 Januari 2026. “Tradisi ini melibatkan 1.000 kapal tongkang yang akan berlayar dari Masjid Lawang Kidul, hingga ke Masjid Ki Marogan,” kata dia.
Acara ini tidak dipungut biaya sama sekali dan bersifat umum atau boleh di datangi masyarakat umum. Namun, memiliki ketentuan wajib berbusana sopan, berwudhu, tidak membawa benda syirik, dan tidak duduk berlama-lama di makam.
“Kegiatan ini bersifat religi, di mana wisatawan akan mengikuti kegiatan dari dzikir, berdoa, ziarah bersama, ceramah, hingga napak tilas yang bersejarah. Biasanya akan diadakan setiap tahun antara bulan Januari atau Februari, acara ini biasanya tidak dihadiri oleh masyarakat saja, tetapi juga hadiri oleh tokoh agama, pejabat, kesultanan Palembang, bahkan tamu internasional. Juga ada kegiatan sosial seperti sunatan massal, donor darah, dan juga cek kesehatan gratis,” kata Ismail.
