Program pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) di sekolah paling banyak menemukan masalah gigi pada anak. Sekitar 50% anak-anak sekolah mengalami karies gigi atau gigi berlubang.
“Dari hasil PKG yang sudah dilakukan beberapa kali di sekolah-sekolah, rata-rata 50% anak-anak mengalami karies gigi,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Trisnawarman saat kunjungan ke SDIT Royal Islamic School, Rabu (27/8/2025).
Menurutnya, PKG ke sekolah-sekolah itu untuk mengetahui penyakit anak-anak sejak dini. Beberapa item kesehatan yang diperiksa, seperti berat badan, gigi dan telinga serta lainnya.
“Pemeriksaan yang dilakukan berupa kesehatan gigi, mata, telinga, dan deteksi dini penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes,” katanya.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Dia menyebut, pemeriksaan ini agar ada tindakan promotif dan preventif kepada siswa. Sebab, jika hasil temuan pemeriksaan dibiarkan dapat menyebabkan penyakit yang lain.
“Ke depannya anak-anak ini bisa melakukan upaya promotif preventif, kemudian juga ada penyuluhan agar anak-anak selalu gosok gigi dan menjaga kebersihan secara rutin sehingga terbiasa sampai dia dewasa nantinya. Jadi dengan adanya itu kan bahaya, gigi bisa menyebabkan penyakit ke mana-mana nantinya,” ungkapnya.
“Jika ditemukan masalah yang butuh penanganan lanjutan, siswa akan dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit. Pemeriksaan seperti EKG, USG, dan laboratorium sudah disiapkan di fasilitas kesehatan,” sambungnya.
Program PKG, kata Trisnawarman, akan terus dilakukan ke sejumlah sekolah lain di Sumsel. Meski belum dilakukan ke seluruh sekolah, 17 kabupaten/kota di Sumsel telah memulai PKG ini sejak awal Agustus lalu.
PKG ini akan menyasar ke sekolah tingkat TK-SMA. Rata-rata anak yang diperiksa per hari di sekolah sebanyak 60-70 siswa. Terbatasnya jumlah siswa yang diperiksa itu karena ketersediaan bahan medis habis pakai (BMHP) yang dimiliki tidak banyak dalam beberapa bulan terakhir.
“Kita sudah mengajukan penambahan BMHP saat rapat bersama Kemenkes beberapa waktu lalu,” tukasnya.