Santri Asal Belitung Jadi Korban Ambruknya Ponpes di Jatim

Posted on

Santri bernama Muhammad Soleh (22) asal Kabupaten Belitung, menjadi korban runtuhnya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Buduran, di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim). Soleh sempat menjalani perawatan di rumah sakit hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Usai dinyatakan wafat, jenazahnya diterbangkan dari Jatim ke Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, pada Rabu (1/10/2025) sekitar pukul 15.00 WIB. Kedatangan jenazah di Jalan Madura, Gang Kampung Dalam, Kelurahan Damai, Kecamatan Tanjung Pandan, disambut isak tangis keluarga dan kerabatnya.

Isak tangis keluarga pecah ketika peti jenazah diturunkan dari mobil ambulan dan dibawa masuk ke dalam rumah duka. Setelah disemayamkan sejenak, jenazah Soleh kemudian disalatkan di Masjid Al-Wardah, Kampong Damai.

Selanjutnya, Soleh diantar menuju tempat pemakaman umum desa setempat. Tampak iringan-ringan keluarga berjalan kaki mengantarkan Soleh ke peristirahatan terakhir. Tiba di pemakaman, isak tangis keluarga kembali pecah.

Sukron Muchlis kakak korban mengungkapkan kepergian adiknya meninggalkan duka mendalam. Kendati demikian, keluarga mengaku ikhlas dengan takdir tersebut.

“Keluarga sejauh ini sudah menerima kepergian almarhum (Muhammad Soleh). Namun, tetap merasakan kepedihan mengingat almarhum menahan rasa sakit kurang lebih 15 jam sejak Senin sore hingga ditemukan jam 7 pagi,” kata Sukron kepada wartawan di rumah duka, Rabu.

Kata Sukron, korban menempuh pendidikan di pesantren tersebut sejak tiga tahun yang lalu. Kepergiannya sangat meninggalkan duka yang mendalam terutama orang tuanya.

“Yang namanya kehilangan, orang tua, kerabat-kerabat dan sahabat-sahabat kami merasakan kesedihan yang sama. Terlebih orang tua, karena almarhum adalah anak bungsu. Ini menjadi pukulan yang sangat dalam bagi kedua orang tua kami dan kami berharap beliau berdua segera pulih secara sikis agar tidak menjadi kesedihan yang berkelanjutan bagi keduanya,” jelasnya.

Wakil Bupati Kabupaten Belitung Syamsir Alamsyah menyampaikan duka mendalam atas wafatnya almarhum.

“Saya dan pemerintah Kabupaten Belitung beserta seluruh masyarakat kita turut berbela sungkawa atas kejadian ini,” katanya usai menghadiri pemakaman.

Menurutnya, Almarhum adalah aset pemerintah Belitung untuk membangun daerah. Namun takdir berkata lain.

“Beliau merupakan aset kita, yang seharusnya nanti selesai menimba ilmu harus kembali membantu kita pemerintah daerah di pembinaan keumatan. Dan Yang Kuasa berkata lain, yang harus menghadap yang kuasa dengan tragedi ini luar biasa sekali merasa kehilangan,” tambahnya.

Diketahui, Pondok Pesantren Al Khoziny yang berlokasi di Jalan Khr. Abbas I No.18, Buduran, Kecamatan Buduran, roboh pada Senin (29/9) sekitar pukul 15.00 WIB. Muhammad Soleh merupakan salah satu santri yang menjadi korban runtuhnya bangunan tersebut.

Korban berhasil diselamatkan oleh tim evakuasi dan dilarikan ke rumah sakit usai 15 jam bertahan di dalam reruntuhan bangunan dalam kondisi luka parah. Setelah menjalani perawatan, korban dinyatakan meninggal dunia.