Sederet Ciri-Ciri Keracunan Makanan Dan Cara Mengatasinya

Posted on

Ketika mengonsumsi makanan, terlebih dahulu harus dipastikan bahwa sudah bersih, higienis dan dipilih dari bahan yang terjamin kualitasnya. Cara tersebut dilakukan agar kita terhindar dari keracunan makanan.

Keracunan makanan timbul akibat makanan yang terkontaminasi. Makanan tersebut dapat saja mengandung organisme infeksi berupa bakteri, jamur, virus, maupun parasit atau toksin yang dihasilkan oleh organisme tertentu.

Organisme mengontaminasi makanan pada segala titik dari mulai proses, produksi atau distribusi suatu makanan. Keracunan makanan dapat menimbulkan gejala dengan derajat keparahan yang beragam, mulai dari gejala yang ringan hingga gejala berat memerlukan rawat inap.

Sebagaimana dilansir buku Ajar Kesehatan Masyarakat Bagi Mahasiswa Gizi yang ditulis oleh Desri Suryani. Selain itu, ketahui ciri ciri keracunan makanan lainnya serta cara mengatasi.

Keracunan makan merupakan kondisi medis darurat yang dapat merusak sel tubuh serta mengganggu fungsi organ akibat masuknya zat beracun atau makanan yang mengandung racun. Racun ini bisa berasal dari bahan berbahaya maupun hasil pembusukan makanan yang dipicu oleh bakteri.

Makanan yang kurang higienis dapat juga menyebabkan keracunan, terutama apabila usia makanan tersebut terlalu lama dan mendekati tanggal kadaluarsa. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan hal tersebut, di antaranya:

Kebanyakan kasus keracunan makanan ditandai dengan muntah atau diare lebih dari tiga kali buang air besar lunak atau cair dalam waktu 24 jam, yang dapat disertai darah.

Penderita keracunan akan mengalami keluhan seperti demam, kram pada perut, nyeri kepala, dehidrasi, nyeri otot, dan nyeri pada sendi. Ada beberapa tipe keracunan makanan yang perlu diketahui yakni:

Bakteri yang berasal dari hewan seperti daging, susu, telur atau feses tikus yang ditularkan pada manusia melalui mikroorganisme yang berkembang biak di dalam usus dan menimbulkan gejala penyakit gastroenteritis akut berupa mual muntah, diare, sakit kepala, nyeri, abdominal dan demam

Tipe kedua ini disebabkan karena makanan mentah atau setengah matang, kuman stafilokokus akan mati pada temperatur 100 derajat selama beberapa menit, dapat ditemukan pada makanan seperti salads, custards, susu serta produk yang dihasilkannya yang terkontaminasi oleh stafilokokus.

Kuman stafilokokus ini juga banyak terdapat dalam tubuh manusia seperti hidung, tenggorokan, dan kulit manusia serta debu di dalam kamar yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia dan hewan.

Keracunan makan ini disebabkan melalui penularan karena menyantap makanan berupa daging hewan ternak yang sudah dimasak dan disimpan selama 24 jam atau lebih dan kemudian dimasak kembali secara cepat sebelum dimakan. Bakteri Cl perfringens juga terdapat dalam kotoran manusia dan binatang, tanah, air dan udara. Bakteri tersebut berkembang biak pada suhu sekitar 30 derajat celcius dan memproduksi berbagai toksin. Gejala klinis berupa nyeri perut, diare, lesu dan subfebris. Mual dan muntah jarang terjadi, cepat sembuh dan tidak fatal.

Keracunan makanan yang bukan disebabkan oleh bakteri hidup maupun oleh toksin yang dihasilkannya, antara lain keracunan oleh Tumbuh-tumbuhan dan hewan laut seperti singkong, jengkol, jamur.

Gejala akibat kerang atau ikan laut dapat terjadi 30 menit atau kurang setelah makan-makanan tersebut, berupa kemerah-merahan pada muka, dada, lengan, gatal-gatal, sakit perut dan diare serta pada keadaan berat dapat terjadi gangguan pernapasan.

Gejala awal keracunan seperti kepala pusing, perut mual, badan menjadi dingin dan lemas, biasanya gejala ini muncul beberapa saat setelah makan atau minum sesuatu.

Pertolongan pertama bisa dilakukan bila seseorang mengalami keracunan makanan. Cara mengatasinya yakni:

1. Minum susu kental atau air mineral sebanyaknya, namun dapat juga minum air kelapa yang telah terbukti dapat mengurai zat beracun.

2. Selanjutnya jika ingin muntah segera dimuntahkan

3. Bila penderita banyak muntah dan diare, berikan cairan pengganti yang cukup seperti air putih, gula 2 sendok teh, garam ½ sendok teh atau air kelapa untuk menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang.

4. Berikan tablet karbon aktif untuk menyerap racun di dalam saluran pencernaan yang diminum dengan air putih.

5. Bila tidak ada tablet karbon aktif, bisa mengkonsumsi susu untuk mengikat racun dalam saluran pencernaan dan merangsang penderita untuk muntah sehingga racun keluar dan tidak beredar dalam tubuh. Namun, jika penderita mengalami diare, sebaiknya tidak diberikan susu.

6. Pada anak-anak, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan yang terdekat untuk mendapatkan pertolongan segera.

7. Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan menunjukkan gejala yang lebih parah sebaiknya segera ditangani secara langsung oleh ahli medis.

Keracunan makanan disebabkan secara kimiawi, yaitu terdapatnya kandungan kimia yang memiliki toksin pada suatu makanan, seperti misalnya dari hasil pertanian yang mengandung pestisida, timah, merkuri, dan kadium. Makanan tersebut dapat tercemar oleh racun kimiawi ketika proses panen dan produksi.

Pengobatan keracunan makanan tergantung pada penyebab dan keparahan gejala yang muncul. Umumnya, kondisi ini dapat ditangani di rumah tanpa pengobatan ke dokter. Berikut adalah pertolongan pertama yang dapat dilakukan di rumah untuk mengatasi keracunan makanan

1. Penuhi kebutuhan cairan dalam tubuh dengan minum air sedikit demi sedikit.

2. Mulai konsumsi makanan secara perlahan dengan mengkonsumsi makanan yang hambar (tidak berasa), rendah lemak, dan mudah dicerna, seperti nasi, pisang, roti, atau biskuit

3. Hindari makanan dan minuman tertentu, seperti kafein, alkohol, produk yang mengandung susu, makanan berlemak, makanan yang terlalu manis, makanan pedas, dan makanan yang digoreng.

4. Istirahat yang cukup.

5. Jangan minum obat untuk muntah atau mencret tanpa anjuran dari dokter.

Penggunaan obat antimuntah maupun antidiare tidak dianjurkan tanpa saran dari dokter. Oleh karena itu untuk mengurangi risiko dehidrasi, penderita keracunan disarankan minum air putih sedikit demi sedikit serta menghindari makanan yang dapat memicu iritasi, seperti makanan terlalu pedas atau manis.

Pencegahan keracunan makan dapat dilakukan dengan menjaga higienitas makanan sangat penting demi menjamin keamanan pangan, mulai dari proses produksi, penyembelihan, panen, pemrosesan, penyimpanan, distribusi, transportasi, hingga persiapan sebelum dikonsumsi.

Dengan penerapan kebersihan yang baik, risiko keracunan makanan dapat ditekan seminimal mungkin, upaya yang dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Mencuci buah dan sayur sebelum disajikan.

2. Memisahkan makanan yang telah masak dari makanan mentah setiap tahap pemrosesan, dari tempat penyiapan, penyimpanan, hingga meja makan.

3. Mengambil makanan tidak dengan tangan, tetapi menggunakan alat (penjepit atau sendok).

4. Menutup makanan yang belum dikonsumsi.

5. Mencegah serangga atau hewan memasuki ruangan tempat makanan diproses.

6. Menjaga kebersihan pribadi.

7. Tidak bersin dan batuk di dekat makanan.

8. Membersihkan seluruh peralatan dengan bersih.

9. Segera membuang bahan makanan yang tidak segar dan telah membusuk.

Menurut Permenkes Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang kejadian luar biasa keracunan pangan, diketahui bahwa puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang menerima korban keracunan pangan wajib melaksanakan tindakan pertolongan korban.

Jika terdapat keterbatasan dalam melayani penderita keracunan, maka penderita keracunan dapat melakukan rujukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Itulah rangkuman tentang sederet ciri-ciri keracunan makanan dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat ya.

Faktor Penyebab Keracunan Makanan

Tipe Keracunan Makanan

1. Keracunan Akibat Bakteri

2. Keracunan Makanan Akibat Stafilokokus

3. Keracunan Makanan Akibat Cl Perfringens

4. Keracunan Makanan Bukan Akibat Bakteri

5. Keracunan kerang dan Ikan Laut

Ciri-ciri Keracunan Makan

Cara Mengatasi Keracunan Makanan

Pengobatan Keracunan Makan

Pencegahan Keracunan Makanan

Kebanyakan kasus keracunan makanan ditandai dengan muntah atau diare lebih dari tiga kali buang air besar lunak atau cair dalam waktu 24 jam, yang dapat disertai darah.

Penderita keracunan akan mengalami keluhan seperti demam, kram pada perut, nyeri kepala, dehidrasi, nyeri otot, dan nyeri pada sendi. Ada beberapa tipe keracunan makanan yang perlu diketahui yakni:

Bakteri yang berasal dari hewan seperti daging, susu, telur atau feses tikus yang ditularkan pada manusia melalui mikroorganisme yang berkembang biak di dalam usus dan menimbulkan gejala penyakit gastroenteritis akut berupa mual muntah, diare, sakit kepala, nyeri, abdominal dan demam

Tipe kedua ini disebabkan karena makanan mentah atau setengah matang, kuman stafilokokus akan mati pada temperatur 100 derajat selama beberapa menit, dapat ditemukan pada makanan seperti salads, custards, susu serta produk yang dihasilkannya yang terkontaminasi oleh stafilokokus.

Kuman stafilokokus ini juga banyak terdapat dalam tubuh manusia seperti hidung, tenggorokan, dan kulit manusia serta debu di dalam kamar yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia dan hewan.

Keracunan makan ini disebabkan melalui penularan karena menyantap makanan berupa daging hewan ternak yang sudah dimasak dan disimpan selama 24 jam atau lebih dan kemudian dimasak kembali secara cepat sebelum dimakan. Bakteri Cl perfringens juga terdapat dalam kotoran manusia dan binatang, tanah, air dan udara. Bakteri tersebut berkembang biak pada suhu sekitar 30 derajat celcius dan memproduksi berbagai toksin. Gejala klinis berupa nyeri perut, diare, lesu dan subfebris. Mual dan muntah jarang terjadi, cepat sembuh dan tidak fatal.

Keracunan makanan yang bukan disebabkan oleh bakteri hidup maupun oleh toksin yang dihasilkannya, antara lain keracunan oleh Tumbuh-tumbuhan dan hewan laut seperti singkong, jengkol, jamur.

Gejala akibat kerang atau ikan laut dapat terjadi 30 menit atau kurang setelah makan-makanan tersebut, berupa kemerah-merahan pada muka, dada, lengan, gatal-gatal, sakit perut dan diare serta pada keadaan berat dapat terjadi gangguan pernapasan.

Tipe Keracunan Makanan

1. Keracunan Akibat Bakteri

2. Keracunan Makanan Akibat Stafilokokus

3. Keracunan Makanan Akibat Cl Perfringens

4. Keracunan Makanan Bukan Akibat Bakteri

5. Keracunan kerang dan Ikan Laut

Gejala awal keracunan seperti kepala pusing, perut mual, badan menjadi dingin dan lemas, biasanya gejala ini muncul beberapa saat setelah makan atau minum sesuatu.

Pertolongan pertama bisa dilakukan bila seseorang mengalami keracunan makanan. Cara mengatasinya yakni:

1. Minum susu kental atau air mineral sebanyaknya, namun dapat juga minum air kelapa yang telah terbukti dapat mengurai zat beracun.

2. Selanjutnya jika ingin muntah segera dimuntahkan

3. Bila penderita banyak muntah dan diare, berikan cairan pengganti yang cukup seperti air putih, gula 2 sendok teh, garam ½ sendok teh atau air kelapa untuk menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang.

4. Berikan tablet karbon aktif untuk menyerap racun di dalam saluran pencernaan yang diminum dengan air putih.

5. Bila tidak ada tablet karbon aktif, bisa mengkonsumsi susu untuk mengikat racun dalam saluran pencernaan dan merangsang penderita untuk muntah sehingga racun keluar dan tidak beredar dalam tubuh. Namun, jika penderita mengalami diare, sebaiknya tidak diberikan susu.

6. Pada anak-anak, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan yang terdekat untuk mendapatkan pertolongan segera.

7. Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan menunjukkan gejala yang lebih parah sebaiknya segera ditangani secara langsung oleh ahli medis.

Keracunan makanan disebabkan secara kimiawi, yaitu terdapatnya kandungan kimia yang memiliki toksin pada suatu makanan, seperti misalnya dari hasil pertanian yang mengandung pestisida, timah, merkuri, dan kadium. Makanan tersebut dapat tercemar oleh racun kimiawi ketika proses panen dan produksi.

Ciri-ciri Keracunan Makan

Cara Mengatasi Keracunan Makanan

Pengobatan keracunan makanan tergantung pada penyebab dan keparahan gejala yang muncul. Umumnya, kondisi ini dapat ditangani di rumah tanpa pengobatan ke dokter. Berikut adalah pertolongan pertama yang dapat dilakukan di rumah untuk mengatasi keracunan makanan

1. Penuhi kebutuhan cairan dalam tubuh dengan minum air sedikit demi sedikit.

2. Mulai konsumsi makanan secara perlahan dengan mengkonsumsi makanan yang hambar (tidak berasa), rendah lemak, dan mudah dicerna, seperti nasi, pisang, roti, atau biskuit

3. Hindari makanan dan minuman tertentu, seperti kafein, alkohol, produk yang mengandung susu, makanan berlemak, makanan yang terlalu manis, makanan pedas, dan makanan yang digoreng.

4. Istirahat yang cukup.

5. Jangan minum obat untuk muntah atau mencret tanpa anjuran dari dokter.

Penggunaan obat antimuntah maupun antidiare tidak dianjurkan tanpa saran dari dokter. Oleh karena itu untuk mengurangi risiko dehidrasi, penderita keracunan disarankan minum air putih sedikit demi sedikit serta menghindari makanan yang dapat memicu iritasi, seperti makanan terlalu pedas atau manis.

Pengobatan Keracunan Makan

Pencegahan keracunan makan dapat dilakukan dengan menjaga higienitas makanan sangat penting demi menjamin keamanan pangan, mulai dari proses produksi, penyembelihan, panen, pemrosesan, penyimpanan, distribusi, transportasi, hingga persiapan sebelum dikonsumsi.

Dengan penerapan kebersihan yang baik, risiko keracunan makanan dapat ditekan seminimal mungkin, upaya yang dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Mencuci buah dan sayur sebelum disajikan.

2. Memisahkan makanan yang telah masak dari makanan mentah setiap tahap pemrosesan, dari tempat penyiapan, penyimpanan, hingga meja makan.

3. Mengambil makanan tidak dengan tangan, tetapi menggunakan alat (penjepit atau sendok).

4. Menutup makanan yang belum dikonsumsi.

5. Mencegah serangga atau hewan memasuki ruangan tempat makanan diproses.

6. Menjaga kebersihan pribadi.

7. Tidak bersin dan batuk di dekat makanan.

8. Membersihkan seluruh peralatan dengan bersih.

9. Segera membuang bahan makanan yang tidak segar dan telah membusuk.

Menurut Permenkes Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang kejadian luar biasa keracunan pangan, diketahui bahwa puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang menerima korban keracunan pangan wajib melaksanakan tindakan pertolongan korban.

Jika terdapat keterbatasan dalam melayani penderita keracunan, maka penderita keracunan dapat melakukan rujukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Itulah rangkuman tentang sederet ciri-ciri keracunan makanan dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat ya.

Pencegahan Keracunan Makanan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *