Selain Keripik Pisang, Ini 7 Oleh-oleh Khas Lampung yang Berkesan baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Lampung, salah satu provinsi di ujung selatan Pulau Sumatra, tak hanya dikenal dengan pantainya yang mempesona dan gajah-gajah di Way Kambas. Daerah ini juga menyimpan kekayaan budaya dan tradisi yang tercermin dalam berbagai jenis oleh-oleh.

Kalau buah tangan biasanya identik dengan makanan, mungkin kamu perlu rekomendasi agar membawa oleh-oleh yang berkesan sepulang bepergian. Selain makanan, masih banyak pilihan buah tangan khas Lampung yang cocok untuk dijadikan kenang-kenangan atau hadiah istimewa.

Setiap perjalanan menyisakan cerita, dan salah satu cara terbaik untuk mengenangnya adalah dengan membawa pulang sesuatu yang berkesan. Saat mengunjungi Lampung, banyak orang terpikat oleh cita rasa kopi dan manisan khasnya.

Tapi adakah rekomendasi lainnya? Simak berikut 7 oleh-oleh khas Lampung yang tak hanya menarik, tapi juga penuh arti.

Kita mulai dulu dari salah satu makanan khas yang populer di Sumatra bagian Selatan ini. Lempok Durian menjadi salah satu oleh-oleh yang juga selalu jadi incaran di Lampung.

Makanan ini terbuat dari daging durian berkualitas yang dicampur dengan tepung ketan, menghasilkan tekstur yang kenyal dan rasa manis khas durian. Proses pembuatan lempok dan dodol sebetulnya sama persis.

Dalam pembuatan lempok, daging durian dicampur dengan gula dan dimasak di atas api. Biji durian dibuang sebelum proses pengolahan dimulai. Proses pembuatannya masih dikerjakan secara tradisional oleh para perajin lokal yang berpengalaman.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Lempok dibungkus menggunakan ‘opeh’ lalu dibakar supaya tahan lebih lama. Hasil olahannya membuat aroma durian kuat, dengan rasa manis dan gurih. Teksturnya agak kenyal sehingga sensasinya berbeda saat digigit.

Lempok durian tidak hanya dikenal karena rasanya yang lezat, tapi juga dianggap sebagai simbol budaya dan kekayaan daerah. Saat kamu menggigit sepotong lempok durian, rasa manis durian akan langsung meleleh di mulut, sementara ketan memberikan sensasi kenyal yang memuaskan.

Lempok ini mencerminkan keahlian masyarakat lokal dalam mengolah bahan-bahan asli menjadi camilan yang tak terlupakan. Konon dari cerita yang beredar, pembuatan lempok durian dimulai dari Kota Bengkalis yang kemudian tersebar ke beberapa daerah lain di Sumatra bagian Selatan.

Dirangkum dari berbagai laman resmi Provinsi Lampung dan Pangkalpinang, dijelaskan bahwa kemplang adalah sejenis kerupuk dengan tekstur yang renyah. Kerupuk kemplang merupakan makanan yang terbuat dari bahan utama ikan gabus maupun ikan tenggiri, cumi, udang dan tepung sagu.

Kerupuk ini dibuat dari campuran ikan tenggiri dan tepung tapioka, sehingga menghasilkan rasa yang gurih dan lezat. Kemplang berbentuk bulat-pipih dengan rasa yang gurih dan renyah saat digigit. Dalam proses pembuatannya Kemplang memiliki berbagai jenis, ada yang dibakar, digoreng dengan minyak, atau yang digoreng dengan pasir.

Kemplang ini sebenarnya dipanggang, sehingga tidak ada minyak sama sekali. Kemplang Lampung rasanya gurih dan dominan rasa ikannya. Biasanya, kemplang disajikan dengan sambal terasi, sambal asam manis, hingga dicocol cuka untuk menambah kelezatannya. Kerupuk ini juga cocok dijadikan oleh-oleh khas Lampung karena memiliki daya tahan yang cukup lama.

Lampung merupakan salah satu penghasil kopi robusta kedua terbesar di Indonesia, dalam catatan Pemprov Lampung per tahun 2023. Lampung memiliki kebun kopi robusta yang menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi.

Pada buku Etnoagronomi Indonesia oleh Prof Dr Ir Didik Indradewa, disebut Kabupaten Lampung Barat menjadi sentra utama produksi kopi lampung, terutama di wilayah Sumber Jaya. Kopi robusta di sana lebih banyak ditanam dan dikenal punya ciri khas aroma tersendiri, dibanding kopi arabika dan liberika.

Penyambungan kopi dengan klon lokal unggul mulai banyak dilakukan di Lampung sekitar tahun 1990-an. Sampai akhirnya kini petani kopi di Lampung bertanam kopi mulai dari robusta, arabika, dan liberika yang kemudian sukses berbuah lebat dan berumur panjang sesuai dengan karakteristik keunggulan kopinya.

Dilansir dari laman Provinsi Lampung dan BPS, Lampung Barat menjadi daerah yang punya perkebunan kopi rakyat terluas di Provinsi Lampung, yakni 54.106 ha atau sekitar 34,5 persen dari total luas perkebunan yang ada di provinsi ini.

Biji kopi yang dihasilkan wilayah Lampung Barat pun berjenis kopi robusta, dengan jumlah sebanyak 57.930 ton pada tahun 2020. Ada beberapa merek kopi bubuk produksi lokal yang masih bertahan popularitasnya hingga sekarang.

Sejak tahun 1911, kopi bubuk asli Lampung tetap menjadi andalan para penikmat kopi di Lampung hingga ke kota-kota besar lainnya. Jauh sebelum Indonesia merdeka, ada kopi bubuk yang telah lebih dahulu berjaya. Namanya Kopi Sinar Baru Cap Bola Dunia asli dari Lampung.

Selain itu, ada Kopi Bubuk Cap Jempol yang banyak dikonsumsi orang Lampung. Kopi ini sudah berdiri sejak tahun 1980-an. Adapun merk legendaris lainnya yakni Kopi Bubuk Tjap Kuda, Kopi Bubuk Pesagi, dan Kopi Klangenan.

Mendunianya kopi Lampung karena memiliki cita rasa yang unik dan mampu bersaing dengan kopi-kopi di dunia seperti Brazil. Selain itu, tekstur kopi ini lebih lembut dengan rasa asam dan pahit yang menyatu. Tak lupa aroma perpaduan antara coklat dan rempah menjadi daya tarik tersendiri.

Provinsi Lampung memiliki satu sajian khas yang tak boleh dilewatkan, yakni sambal seruit. Sambal yang satu ini bukan sekadar pelengkap di meja makan, melainkan bagian dari tradisi dan budaya masyarakat Lampung yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Dalam laman resmi Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Tengah, dijelaskan Seruit adalah makanan khas Lampung yang sering dihidangkan saat perayaan hari besar ataupun hajatan keluarga. Bagi masyarakat Lampung pepadun, seruit merupakan makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

Seruit sendiri adalah makanan khas Lampung Barat, yang terbuat dari ikan bakar dicampur dengan sambal terasi, tempoyak (hasil fermentasi durian), lalapan, hingga buah mangga kweni muda. Ikan yang dipakai untuk membuat seruit beragam, mulai dari ikan balide, ikan layis, ikan baung, dan jenis ikan dari sungai besar lainnya.

Awalnya, seruit merupakan olahan sederhana yang terbuat dari bahan-bahan alami yang ada di sekitar tempat tinggal masyarakat. Seiring waktu, beberapa jenis sayuran yang dulu menjadi bagian utama seruit, kini lebih umum dijadikan sebagai lalapan pelengkap.

Di antaranya yang paling digemari adalah petai, jengkol, timun, daun singkong, dan adas. Perubahan ini mencerminkan dinamika budaya makan yang terus berkembang namun tetap menjaga esensi kebersamaan yang terkandung dalam tradisi nyeruit.

Keunikan seruit bukan hanya terletak pada jenis ikan yang digunakan, tetapi juga pada keberadaan tempoyak sebagai bahan khas. Komponen penting dalam seruit adalah keberadaan tempoyak atau sambal terasi sebagai penyedap utama.

Tempoyak dibuat dari durian matang yang difermentasi dengan menambahkan garam, lalu didiamkan hingga mengalami proses pengasaman alami. Setelah fermentasi, daging durian tersebut dihaluskan dan digunakan sebagai bahan penyedap dalam sambal seruit yang memberi cita rasa asam dan khas.

Kain tapis Lampung adalah oleh-oleh khas yang unik dan istimewa. Kain ini dibuat menggunakan teknik tenun tradisional dengan dominasi warna emas dan perak, serta dihiasi motif-motif bertema alam seperti flora, fauna, dan gambar rumah adat.

Dalam laman Portal Informasi Indonesia disebut Kemendikbud menetapkan 33 kain tradisional khas Indonesia, sebagai warisan budaya tak benda. Salah satunya, kain tapis dari Lampung. Kain tapis identik dengan motifnya, dan ditenun dengan benang katun berwarna perak atau emas sebagai pengganti serat nanas pada zaman dahulu.

Dahulu, kain tapis hanya dikenakan oleh keluarga bangsawan Lampung dalam acara adat seperti pemberian gelar, upacara pernikahan, dan pengangkatan saudara. Namun, kini kain tapis tersedia untuk siapa saja dengan harga yang bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Disadur dari laman Kemdikbud, para penjual Tapis yang ada di Lampung umumnya hanya penjual, sementara warga Pesisir Barat yang menjadi salah satu wilayah pengrajin Tapis terbanyak. Adapun Tapis yang menjadi ciri khas di Pesisir Barat dikenal dengan nama Tapis Inuh. Untuk jenis tekniknya, dikenal dengan teknik cucuk dan tekat. Teknik tersebut memiliki detail jahitan yang teramat rumit.

Phillip Iswardono dalam buku Larik Lurik Menuju Wastra Setara menyebut kain tapis Lampung dikenal sebagai simbol perjalanan hidup manusia secara simbolis dan filosofis. Misalnya, kain tapis motif kapal yang dianggap membawa perjalanan kehidupan manusia dari kelahiran sampai kematian. Penggunaan kain tapis juga mencerminkan status sosial seseorang dalam masyarakat adat.

Mirip dengan kue lapis legit, engkak ketan khas Lampung memiliki tekstur yang lebih lembut, manis, dan sedikit basah. Warna kue engkak juga cenderung lebih gelap dibandingkan lapis legit.

Pada buku Atlas Kuliner Nusantara oleh Rizal Khadafi dijelaskan kue engkak ketan merupakan kue basah yang kaya akan kandungan telur dan minyak, dengan bahan dasar ketan dan dimasak di atas bara arang. Proses memasaknya cukup lama karena dengan cara memanggang dengan menggunakan loyang secara berlapis-lapis.

Warna kue engkak ketan cukup menarik, dengan lapisan coklat yang berkontras dengan lapisan kuningnya. Meskipun menggunakan ketan, kue ini tidak lengket saat dimakan, sebab ada penggunaan santan di dalamnya. Santan memberikan kelembutan pada tekstur kue dan menghindarkan rasa lengket yang tidak diinginkan.

Kue engkak ketan sering disajikan dalam acara-acara penting, seperti perayaan hari raya, pernikahan, dan upacara adat. Kehadirannya melambangkan ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan. Sebagai kue tradisional Lampung, engkak ketan memiliki daya tahan yang cukup lama, menjadikannya pilihan yang ideal untuk oleh-oleh khas Lampung.

Dari catatan Pemprov Lampung, terdapat 5 kawasan konservasi lingkungan yakni Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Way Kambas, Tahura Wan Abdul Rachman, Cagar Alam Laut Krakatau dan KPA Rawa Kandis.

Kawasan konservasi tersebut menjadi tempat tinggal satwa-satwa langka yang dilindungi negara. Misalnya gajah dan harimau Sumatera, rusa sambar, tapir, beruang madu, kucing emas, dan badak Sumatera. Semua satwa tersebut hidup di Taman Nasional Way Kambas.

Taman Nasional Way Kambas menjadi salah satu taman yang paling tenar di Lampung. Taman Nasional Way Kambas dikenal sebagai tempat tinggal bagi gajah Sumatera. Destinasi wisata ini termasuk konservasi alam yang menjaga dan melindungi berbagai jenis flora dan fauna langka.

Nah karena gajah Sumatra yang dikenal jumlahnya banyak di Way Kambas, sehingga miniatur gajah dari Lampung nampaknya bisa jadi oleh-oleh yang berkesan. Tak harus melulu kuliner, tapi kamu bisa berikan patung miniatur gajah untuk pajangan dan kenang-kenangan.

Souvenir ini bisa dengan mudah kamu temui di toko cinderamata, atau toko souvenir sepulang dari Way Kambas. Kalau kamu tak mau memberi pajangan, bisa juga berupa gantungan kunci gajah Lampung yang cantik.

Nah, itulah tadi daftar oleh-oleh dari Lampung yang bisa kamu jadikan ide untuk memberi sanak saudara. Semoga membantu, ya!

7 Oleh-oleh Khas Lampung yang Berkesan

1. Lempok Durian

2. Kemplang

3. Kopi Lampung

4. Sambal Seruit

5. Kain Tapis

6. Engkak Ketan

7. Miniatur Gajah Lampung