Bupati Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, Asgianto mengancam akan mengganti vendor yang menyebabkan 173 siswa di wilayahnya keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG). Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium.
“Kami masih menunggu hasil laboratorium. Sanksi tegas kita berikan berupa pecat, dan tidak boleh lagi, dan ganti vendor lain karena yang bersangkutan sudah dianggap gagal. Ganti vendor titik,” tegasnya.
Asgianto berharap dari kejadian ini, pihaknya ke depan ingin vendor punya sertifikat kebersihan (higienis), agar tidak terulang lagi kejadian serupa.
“Keracunan ini pasti dari makanan tapi kita tidak bisa menduga-duga. Apabila hasil lab sudah keluar maka akan ada sanksi tegas berupa pemecatan dan vendor lama tidak perlu dipakai lagi ganti vendor baru,” ujarnya.
Kata Asgianto, ratusan siswa yang mengalami keracunan tersebut bukan salah dari BGN, tetapi pelaku usaha atau vendor. Pihak ketiga ini, sambungnya, tidak pernah report ke pemerintah kabupaten (pemkab) ketika ada kesalahan semuanya kembali ke pemkab.
“Kita report ke BGN-nya, selama ini pemkab tidak dilibatkan dan tidak tahu. Yang salah bukan BGN tapi pelaku usaha (vendor) yang tidak pernah report ke pemkab, kita berikan sanksi ini ke pihak ketiga yang sudah lalai ini jika hasil lab sudah keluar,” ujarnya.
Saat ini, kata Asgianto, MBG di wilayahnya masih ditutup. MBG baru dites di satu kecamatan, yaitu Talang Ubi kemudian ada kejadian ini artinya belum siap vendornya.
“Kita minta vendornya dievaluasi karena ini menyangkut masa depan anak-anak, dan MBG ini merupakan program Asta Cita Presiden karena adanya kejadian itu rusak oleh oknum yang cuma mencari kepentingan dan keuntungan,” ujarnya.
Terkait dengan kesiapan PALI untuk pembangunan SPPG dan dapur sehat, dikatakan Asgianto, PALI sudah ada lahan yang disiapkan oleh pihaknya.
“Kecamatan Talang Ubi, Penukal Utara, dan Kecamatan Abab. Tinggal nanti tim dari BGN survei langsung ke lapangan daerah yang mana dianggap aman, nyaman dan dapat ter-akses ke sekolah terdekat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hidayana mengatakan untuk keracunan di PALI saat ini MBG-nya masih ditutup karena harus dievaluasi dan menunggu hasil laboratorium.
“Diharapkan vendor dapat menjaga standar operating prosedurnya dengan memilih bahan baku yang baik dan pemasakan lebih singkat serta delivery tepat waktu,” ujarnya.