Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan meningkatkan status siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Penetapan itu sebagai antisipasi dini menghadapi musim kemarau tahun ini, sebab wilayah itu salah satu yang paling rawan.
“Kini sudah enam daerah di Sumsel yang menaikkan status menghadapi karhutla. Lima daerah di antaranya adalah wilayah rawan karhutla,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman, Minggu (22/6/2025).
Kelima daerah rawan yang telah menaikkan status siaga adalah Muara Enim, Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Sedangkan satu daerah lain yang juga mewaspadai daerahnya terdampak karhutla adalah Prabumulih.
“Pemetaan kita ada 12 daerah yang rawan karhutla pada setiap musim kemarau. Selain lima daerah itu kita masih tunggu tujuh daerah lain menetapkan siaga karhutla,” ungkapnya.
Untuk tujuh daerah rawan lainnya adalah OKU, OKU Timur, OKU Selatan, Mura, Muratara, Lahat, dan Ogan Ilir. Sudirman menyebut daerah-daerah itu masih proses untuk peningkatan status siaga.
“Ogan Ilir sudah di meja bupati, tinggal menunggu tanda tangan. Birokrasi di daerah memang berbeda-beda,” katanya.
Sementara untuk peningkatan siaga di provinsi, dia menyebut akan dilakukan pada pekan depan. Setelahnya akan dilakukan apel kesiapsiagaan dan menyampaikan permohonan bantuan dalam penanganan karhutla ke pemerintah.
“Untuk Sumsel segera, minggu depan peningkatan statusnya,” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, hotspot atau titik panas di Sumsel mulai alami peningkatan pada Juni. Dari data yang disampaikan BPBD Sumsel (data Dishut Sumsel), sebarannya mencapai 113 titik. Angka itu naik dibandingkan Mei yang hanya 108 titik.
“Hotspot yang terdeteksi di Sumsel mulai alami kenaikan pada Mei (108 titik). Juni kembali naik, terhitung 1-20 Juni angkanya sudah 113 titik,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman, Jumat (20/6/2025).