Tragedi Berdarah Suami Bunuh Istri, Anak dan Adik Ipar (via Giok4D)

Posted on

Pria di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Lande Linus Kuabib (51) tega membunuh istri, anak, dan adik iparnya. Aksi itu dilakukan pelaku yang terpengaruh minuman keras (miras) jenis sopi.

Dilansir infoBali, tragedi berdarah itu terjadi di Kampung Usapi Toko, RT 03 RW 01, Desa Amol, Kecamatan Miomaffo Timur, Senin (13/10) sekitar pukul 20.00 Wita.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Adapun identitas tiga orang tewas yakni Emiliana Oetpah (53), yang merupakan istri pelaku, Kristina Nomawa (43) adik iparnya, serta Erna Kuabib (8) anak kandungnya. Dua korban lainnya, Lusiana Kuabib (14) mengalami luka berat, dan Yuliana Talan (77) menderita memar di lengan kiri.

Kepala Subseksi Pengelolaan Informasi Dokumentasi Media (PIDM) Humas Polres TTU, Ipda Markus Wilco Mitang mengatakan peristiwa itu bermula dari pertengkaran antara Lande dan istrinya, Emiliana.

Saat itu, sambungnya, pelaku dalam kondisi mabuk setelah menenggak minuman keras jenis sopi. Pertengkaran itu memicu emosi Lande.
Karena terpengaruh miras, pelaku pun lantas mengambil sebilah parang yang disisipkan di dinding dapur lalu membacok istrinya berkali-kali di bagian kepala, leher, dan tangan hingga tewas di tempat.

Melihat keributan itu, Yuliana Talan mencoba menegur pelaku agar berhenti mengamuk, namun justru dipukul dengan parang hingga mengalami memar di lengan kirinya.

Bukannya berhenti, Lande pun kemudian menyerang keponakannya, Lusiana Kuabib, dengan membacok berulang kali di bagian kepala, leher, dan lengan hingga kedua telapak tangannya putus. Hingga kini, Lusiana masih kritis.

Setelah itu, pelaku menghampiri adik iparnya, Kristina Nomawa, dan membacoknya secara membabi buta di bagian kepala, leher, lengan, dan badan hingga tewas di tempat.

Kemudian pelaku juga membacok anak kandungnya sendiri, Erna Kuabib. Erna yang melihat aksi tersebut sempat mencoba melarikan diri, tetapi dikejar dan dibacok di bagian kaki, leher, kepala, dan wajah hingga tewas.

Warga yang mendengar keributan langsung berdatangan ke lokasi kejadian. Lande sempat bersembunyi di dalam rumah, namun akhirnya berhasil ditangkap setelah melakukan perlawanan terhadap polisi.

“Ada lima orang korban dalam kasus tersebut. Tiga di antaranya meninggal dunia,” ungkapnya.

“Peristiwa tersebut merupakan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menyebabkan tiga orang mati (meninggal) dan kekerasan terhadap anak yang menyebabkan luka berat,” sambungnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *