Warga di sekitar kawasan dapur Sentra Produksi dan Penyaluran Gizi (SPPG) di Desa Kasang Kumpe, Kecamatan Kumpe Ulu, Kabupaten Muaro Jambi mengeluhkan bau busuk yang diduga berasal dari limbah produksi makanan buat program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Bau tak sedap yang telah berlangsung dalam beberapa minggu terakhir dan dianggap mengganggu kenyamanan serta aktivitas warga sekitar lantaran limbah dapur dibuang ke drainase umum.
“Jadi limbah dapur buat MBG ini sangat mengganggu sekali. Saya ini tinggal tepat di belakang dapur SPPG ini, di mana limbahnya itu sudah mencemari udara dengan mengeluarkan aroma bau busuk itu,” kata Agus warga sekitar kepada wartawan, Jumat (24/10/2025).
Dapur SPPG ini milik Yayasan Pangan Nusantara Sejahtera dan berada di tengah permukiman penduduk warga. Sejak berdiri dan beroperasi pada bulan September lalu, kondisi limbah itu mulai dikeluhkan warga pada pekan ini karena kondisi bau udara dari hasil memasak buat produksi MBG sudah semakin menyengat.
“Memang pihak dapur SPPG itu mau membereskan drainase itu dengan disedot lah hasil-hasil limbah makanan itu setelah kami bertemu dengan pihak SPPG itu. Tetapi sehari di sedot besoknya keluarkan lagi bau busuk yang semakin menyengat karena limbah produksi masakan dibuang lagi ke drainase umum itu,” sebut Agus
Sedangkan warga lainnya, Asmir menuturkan bahwa mereka sudah beberapa kali menyampaikan keluhan kepada perangkat desa dan pihak perusahaan. Namun, hingga kini belum ada penanganan yang dianggap memuaskan.
“Kami tidak mempersoalkan adanya dapur ini tapi harus juga jangan cemari lingkungan warga, bau drainase ini tentu mengganggu aktivitas kami,” katanya.
Meski saat ini, kata Asmir, pihak Kepala Desa sudah mengetahui akan tetapi harus ada tindakan cepat sehingga bau limbah tidak terus menerus dirasakan warga.
“Kita hanya minta ini bisa diatasi cepat lah ya persoalannya, jangan sampai bau busuk mengganggu aktivitas warga kan,” ucap Asmir.
Sementara itu, Kades Kasang Kumpeh Anna Widya Putri menyebut sejauh ini terhadap persoalan limbah yang mencemari lingkungan sekitar warga sudah dicarikan jalan solusinya. Meski saat ini solusi pertama itu bari berupa skala jangka pendek namun masih bisa diterima oleh warga.
“Kita sudah lakukan pertemuan ya, sudah kita dudukan dan sudah ada solusi, ya solusi itu skala berkala drenase tempat warga itu yang sifatnya umum dibersihkan secara berkala jadi itu harus rutin juga,” kata Anna.
Selain solusi jangka pendek, sebut Anna solusi jangan panjang juga mesti dikerjakan. Solusi jangka panjang itu dimana pihak yayasan diminta buat sumur resapan. Namun setelah dibuat sumur resapan akan tetapi masih saja bocor dan mengeluarkan bau.
“Jadi saat ini solusi jangan pendek saja dulu yang dijalani, jadi setiap jangka waktu bisa 3 hari sekali atau sehari sekali limbah limbah makanan produksi itu disedot agar tidak mengeluarkan bau busuk kan dan menggunakan warga sekitar, itu hasilnya, apalagi juga sudah ada kesepakatan bersama itu dilakukan,” tegas Anna.
