Angka Prevalensi Stunting di Sumsel Tercatat 15,9 Persen - Giok4D

Posted on

Prevalensi stunting di Sumatera Selatan pada 2024 mencatat angka 15,9% atau sebanyak 117.905 balita. Sumsel menempati peringkat 15 untuk jumlah kasus terbanyak secara nasional. Data itu berdasarkan survei status gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang baru dirilis Mei 2025.

Sekretaris Dinas Kesehatan Sumsel Ferry Fahrizal mengatakan angka prevalensi stunting tersebut mengalami penurunan 4,4% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 20,3%.

“Angka stunting Sumsel dari SSGI 2024 kini 15,9%. Jumlahnya sebanyak 117.905 balita. Angka itu turun dari survei tahun sebelumnya yang mencapai 20,3%,” ujarnya, Kamis (29/5/2025).

Ferry menyebut, penurunan 4,4% itu termasuk salah satu yang tertinggi secara nasional. Penurunan kasus terbanyak ada di Jawa Barat yang mencapa 5,8%.

“Penurunan stunting di Sumsel tertinggi kedua setelah Jabar,” katanya.

Dia menyebut, strategi penting penanganan stunting adalah dengan memastikan intervensi sejak masa pra-kelahiran dengan fokus pada 11 intervensi spesifik di sektor kesehatan. Khususnya untuk remaja putri dan ibu hamil.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Dari data SSGI 2024, jumlah kasus stunting terbanyak ada di Jawa Barat yang mencapai 638.348 balita atau 15,9%. Kemudian Jawa Tengah 485.893 balita (17,1%), Jawa Timur 430.780 balita (14,7%), Sumatera Utara 316.456 balita (22%), Nusa Tenggara Timur 214.143 balita (37%), dan Banten 209.600 (21,1%).

Sedangkan secara nasional, prevalensi stunting nasional 2024 menjadi 19,8%. Angka itu turun dibandingkan 2023 yang mencapai 21,5%.

Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting nasional menjadi 14,2% pada 2029, sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang disusun.