Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan awal Dzulhijjah 1446 H jatuh pada 28 Mei 2025. Penetapan tersebut menjadi acuan untuk menentukan jadwal puasa Dzulhijjah 2025.
Bulan Dzulhijjah merupakan bulan terakhir atau ke-12 dalam penanggalan Hijriah. Pada bulan ini terdapat sejumlah ibadah yang bernilai pahala besar seperti haji, kurban dan puasa sunnah.
Bagi umat Islam yang ingin menunaikan ibadah puasa sunnah di bulan Dzulhijjah perlu mengetahui jadwal pelaksanaannya. Berikut infoSumbagsel sajikan jadwal lengkap puasa Dzulhijjah 2025 sebelum perayaan Idul Adha.
Puasa Dzulhijjah 2025 terdiri dari puasa 9 hari sebelum Idul Adha, puasa arafah, puasa tarwiyah hingga ayyamul bidh. Setiap puasa, memiliki waktu pelaksanaan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Ini jadwalnya:
Dari jadwal tersebut, umat Islam bisa mempersiapkan diri menunaikan ibadah puasa sunnah. Supaya lebih memahami makna dan anjuran puasa Dzulhijjah, simak penjelasan berikut ini.
Dilansir laman NU Online, Syekh Zakaria al-Anshari dalam Asna al-Mathalib mengatakan pada tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah disunnahkan untuk berpuasa. Untuk tanggal 1 sampai 7 disunahkan bagi umat Islam baik yang berhaji ataupun tidak.
Sementara tanggal 8 atau pada Hari Tarwiyah dan hari Arafah di tanggal 9 hanya disunahkan bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Apabila yang berhaji melakukan dua puasa tersebut maka hukumnya khilaful aula atau menyalahi yang lebih utama. Bahkan Iman An-Nawawi menyebutnya makruh.
Untuk pelaksanaan puasa 9 hari Dzulhijjah ini sama seperti puasa pada umumnya. Niat puasa dilakukan pada malam hari atau sejak terbenam matahari hingga terbit fajar. Adapun bacaan niatnya sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ.“
Apabila lupa niat puasa pada malam hari, umat Islam boleh membacanya ketika saat siang hari yakni dari pagi hingga sebelum matahari tergelincir atau waktu zuhur. Adapun bacaan niatnya sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta’âlâ.“
Dijelaskan sedikit di atas, puasa tarwiyah merupakan bagian dari puasa 9 hari Dzulhijjah. Puasa ini merupakan awal dari rangkaian ibadah haji. Para jemaah mulai mempersiapkan diri untuk melaksanakan wukuf di Arafah. Sementara umat Islam yang tidak berhaji dapat menjalankan ibadah puasa ini.
Hukum melaksanakan puasa tarwiyah adalah sunnah. Kesunahannya secara khusus dijelaskan Imam Syafi’i. Berikut bacaan niat puasa tarwiyah:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah ta’âlâ.“
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum Idul Adha. Dalam sebuah hadis dijelaskan keutamaan puasa ini bisa menghapus dosa satu tahun yang telah lepas dan akan datang. Seperti ini bunyi hadisnya:
“Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang. Dan puasa asyura (10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lepas,” (HR. Muslim).
Pelaksanaan puasa ini sama seperti puasa pada umumnya. Namun berbeda dalam redaksi niat. Berikut ini bacaan niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah ta’âlâ.“
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.“
Puasa Senin Kamis merupakan puasa sunah yang dilakukan pada hari Senin dan Kamis dalam satu minggu. Jadi, setiap bulan puasa ini bisa dilakukan termasuk bulan Dzulhijjah.
Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa Rasulullah SAW selalu menjalankan puasa ini. Siti Aisyah RA pernah berkata:
كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَتَحَرَّى صَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ
Artinya: “Nabi Muhammad SAW selalu menjaga puasa Senin dan Kamis” (HR Tirmidzi dan Ahmad).“
Waktu niat puasa Senin-Kamis adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar. Berikut adalah lafal niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah hari Senin karena Allah ta’âlâ.“
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma yaumil khamîsi lillâhi ta’âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah hari Kamis karena Allah ta’âlâ.”
Puasa sunah terakhir yang bisa dilakukan adalah ayyamul bidh. Puasa ini dilaksanakan pada hari-hari putih yakni tanggal 13,14, dan 15 Hijriah. Namun, pada bulan Dzhulhijjah tanggal 13 dilarang berpuasa karena termasuk hari tasyrik. Adapun niatnya sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيضِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shouma ayyaamil biidh sunnatan lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku niat puasa ayyamul bidh, sunah karena Allah Ta’ala.”
Selain dari lima puasa tersebut, ada satu puasa yang mungkin bisa dijalankan yakni puasa Nabi Daud. Pelaksanaannya berselang seling, satu hari puasa satu hari tidak. Hukum melaksanakan puasa ini sunnah.
Itulah rangkuman informasi mengenai jadwal lengkap puasa Dzulhijjah 2025 yang bisa dilakukan umat Islam. Semoga bermanfaat ya!