Pasangan suami istri (pasutri) tunawismaJoko (40), dan Novi Yanti (35), sudah merasa lega usai bayinya yang meninggal sudah dimakamkan. Pemakaman bayinya itu dibantu anggota polisi bernama AKP Sutioso. Lantas, bagaimana cerita Sutioso mau membantu pasutri tunawisma itu?
Diketahui, AKP Sutioso saat ini menjabat sebagai Kepala Siaga Regu 2 SPKT Polda Sumsel.
Kepada infoSumbagsel, dia pun menceritakannya dengan mata berkaca-kaca dan rasa sedih mengetahui ada pasutri tunawisma berjalan kaki sambil mengendong jenazah bayinya.
Kata dia, awal mula ia mendapatkan laporan terkait adanya sepasang suami istri yang kebingungan berjalan kaki hendak memakamkan jenazah anaknya, karena tidak mempunyai biaya.
Dia mengungkapkan, membantu memakamkan bayi pasutri tunawisma itu semata-mata karena kemanusiaan dan dia pun merasa ikhlas.
“Saya saat itu sedang makan, tiba-tiba ada informasi tersebut saya langsung berhenti makan dan langsung menuju lokasi kedua orang itu. Setelah itu setelah berkoordinasi dengan atasan, kami kemudian membawa jenazah bayi tersebut ke RS Bhayangkara Palembang,” katanya, Selasa (23/9/2025).
Setelah sampai di rumah sakit, ternyata memang benar bayi tersebut sudah meninggal beberapa jam yang lalu. Namun, saat tim medis menanyakan kepada kedua orang tua tersebut terkait akan dimakamkan di mana, Joko dan Novi menangis dan kebingungan.
Sebab diketahui pihak keluarga dan mertua dari Joko sudah menolak untuk membantu pemakaman anak mereka berdua. Mengetahui itu, AKP Sutioso dan anggotanya terketuk hatinya untuk membantu proses pemakaman menggunakan uang pribadi mereka.
“Pas di rumah sakit itu mereka nangis karena bingung mau dimakamkan di mana dan maaf mereka tidak memiliki uang sepeser pun. Saya bilang terkait biaya tidak usah dipikirkan, kalau uang pemakaman Insyaallah ada, kita adalah saudara,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Setelah itu, Joko dan Novi kemudian disarankan membuat surat pernyataan sesuai prosedur, lanjut Sutioso, setelah itu anggota langsung menuju ke Tempat Pemakaman Umum Kamboja. Setelah satu jam jenazah bayi tersebut siap untuk dimakamkan.
“Setelah sampai di pemakaman itu, saat hendak melakukan proses pemakaman mereka berdua (Joko dan Novi) kembali menangis hingga hendak pingsan, di sana lah saya langsung tergerak untuk melakukan proses pemakaman (memasukkan jenazah bayi ke liang lahat),” ujarnya.
Setelah selesai proses pemakaman, karena kedua orang tersebut tidak memiliki rumah, Sutioso mengajak keduanya untuk beristirahat di Mapolda Sumsel.
Kemudian, sambung Sutioso, keesokan harinya (Senin) Joko dan Novi dijemput oleh pihak Rumah Sakit Bari untuk dibantu kepulangannya ke Provinsi Lampung di rumah saudaranya.
“Saya ikhlas membantu karena kemanusiaan, saya juga lahir dari keluarga kurang mampu, jadi saya senang bisa membantu masyarakat yang seperti itu. Ada 3 anggota saya yang juga membantu proses pemakaman,” ujarnya.